Akses berita terupdate se-indonesia lewat aplikasi TRIBUNnews

8 Hal yang Selalu Ada saat Hari Raya Galungan di Bali

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Umat Hindu melaksanakan persembahyangan Hari Raya Kuningan di Pura Sakenan, Denpasar, Sabtu (5/1/2019). Hari Raya Kuningan merupakan rangkaian dari Hari Raya Galungan yaitu perayaan kemenangan 'Dharma' (kebenaran) melawan 'Adharma' (kejahatan) yang diperingati dengan melakukan persembahyangan bersama di setiap pura di Bali.

Saat Hari Raya Galungan juga ada lamak dan gantungan. 

Lamak dan gantungan ini dibuat dengan bahan janur dan ron (daun enau yang berwarna hijau) yang didesain sedemikian rupa lalu dijarit.

Gantungan dan lamak ini akan dipasang pada setiap pelinggih.

6. Sesajen

Seorang perempuan menghaturkan sesajen (Dok Tribun Bali)

Hal yang paling wajib ada saat Hari Raya Galungan sudah pasti sesajen.

Sesajen inilah yang dihaturkan di merajan maupun pura.

Dibuat dengan menggunakan buah, jajan, diisi sampian, dan juga canang pada wadah berupa bokor maupun keben.

7. Ngejot

Sejumlah warga umat Hindu saat melaksanakan ngejot di salah satu rumah warga umat Kristen di Banjar Piling Kanginan, Desa Mengesta, Penebel, Tabanan, Bali, Selasa (28/5/2018). (Tribun Bali / I Made Prasetia Aryawan)

Ngejot berarti memberi atau berbagi pada orang lain. 

Tradisi ini biasanya dilakukan menjelang Galungan hingga pada Hari Raya Galungan.

Biasanya yang di-jot-kan berupa buah, jajan, maupun olahan daging saat penampahan.

Tradisi ini juga semakin mempererat persaudaraan.

Selain ngejot kepada sesama, di daerah Buleleng juga ada ngejot punjung ke setra saat Galungan.

Ngejot punjung ini dilakukan dengan membawa sodaan ke makam keluarga di setra.

8. Tradisi Pulang Kampung

PULANG KAMPUNG - Warga Nusa Penida tampak mulai mengantre di Pelabuhan Banjar Bias Nusa Penida, Selasa (26/6/2018). Warga ber-KTP Nusa Penida digratiskan menyebrang ke kampung halaman mereka untuk mengikuti Pilkada serentak, Rabu (27/6/2018) (tribun bali/eka mita suputra)
Halaman
1234