Akses berita terupdate se-indonesia lewat aplikasi TRIBUNnews

Video Gunung Bromo Erupsi yang Terekam Kamera Wisatawan

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Wisatawan yang berfoto saat terjadinya erupsi Gunung Bromo Jumat (19/7/2019).

Angin bertiup lemah dari arah barat daya, barat dan barat laut.

Secara visual, gunung terlihat jelas, sedangkan dari parameter lain tremor menerus terekam dengan amplitudo 0.5-1 mm (dominan 1 mm).

Pusat Vulkanologi, Mitigasi dan Bencana Geologi (PVMBG) mencatat kejadian aliran air disertai material batuan berukuran abu hingga pasir merupakan fenomena alam biasa dan tidak terkait langsung dengan aktivitas erupsi.

"Kejadian banjir diakibatkan karena hujan yang terjadi di sekitar Kaldera Tengger dan puncak Gunung Bromo bersamaan dengan kejadian erupsi yang menghasilkan abu vulkanik," ujar Kepala PVMBG Kasbani, seperti dikutip Agus dari pesan singkat.

PVMBG juga menyebutkan bahwa morfologi kaldera Tengger merupakan topografi rendah yang dikelilingi oleh perbukitan sehingga jika terjadi hujan, aliran air akan bergerak ke arah dasar kaldera.

Endapan batuan di sekitar perbukitan Kaldera Tengger dan puncak Gunung Bromo umumnya terdiri dari produk jatuhan yang bersifat lepas, sehingga akan mudah tergerus oleh air hujan.

Berdasarkan catatan sejarah, letusan atau peningkatan vulkanik Gunung Bromo mulai tercatat sejak tahun 1804.

Dilihat dari periode letusan, erupsi dapat berlangsung pendek maupun panjang.

periode pendek terjadi pada durasi beberapa hari saja, seperti pada 12-14 Juni 1860.

Sedangkan periode terpanjang yaitu 16 tahun.

Berdamai, Dirut Garuda Minta Rius Vernandes Ulas Semua Penerbangan Garuda Indonesia

Menelusuri Gua Bawah Tanah Misterius yang Dindingnya Dipenuhi Kerang

Liburan ke Singapura, Ini 10 Tempat Ibadah untuk Turis Muslim

7 Tempat Kuliner Halal Terbaik di Sekitar Marina Bay Sands Singapura

Asal Usul Api Biru yang Ada di Kawah Ijen Banyuwangi

Jangan Tertipu dengan Penampilannya, Tanaman Ini Bisa Sebabkan Kebutaan

(TribunTravel.com/ Ratna Widyawati)