Akses berita terupdate se-indonesia lewat aplikasi TRIBUNnews

Pakar Tsunami BPPT Ungkap Fakta Tentang Potensi Gempa dan Tsunami di Pantai Selatan DIY

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi peta tsunami hazard pesisir Kulonprogo

TRIBUNTRAVEL.COM - Pakar Tsunami dari Badan Pengkajian Penerapan Teknologi (BPPT) Widjo Kongko mengungkap fakta-fakta tentang potensi gempa dan tsunami di pantai selatan DIY.

Menurut dia, wilayah pertemuan lempeng Eurasia dan Indoaustralia di pantai selatan mampu membangkitkan gempa tektonik hingga magnitudo 8,8. Dengan kekuatan yang cukup besar itu, maka gempa tersebut memiliki potensi tinggi menciptakan tsunami.

Hal itu diungkapkan dalam acara jumpa pers di Kantor Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DIY Pada Rabu (17/7/2019).

Adapun wilayah ancaman berupa bencana gempa bumi yang berpotensi tsunami di DIY ini terletak di pesisir selatan yang berbatasan dengan Samudera Indonesia.

Ia menjelaskan bahwa Samudera Indonesia di selatan Pulau Jawa adalah merupakan pertemuan lempeng Eurasia dan Indoaustralia yang merupakan potensi sumber terjadinya gempa bumi tektonik.

Letak pertemuan lempeng di tengah laut menyebabkan wilayah pesisir menjadi rentan terhadap bahaya tsunami yang diakibatkan oleh pergeseran lempeng tersebut.

Widjo menyebut pergeseran lempeng tersebut berakibat adanya potensi gempa megathrust yang memiliki potensi kekuatan hingga magnitudo 8,8 di selatan Pulau Jawa sehingga menyebabkan tsunami.

"Ada segmen-segmen megathrust di sepanjang selatan Jawa hingga ke Sumba di sisi timur dan di selatan Selat Sunda. Akibatnya, ada potensi gempa megathrust dengan magnitudo 8,5 hingga 8,8," jelasnya.

Berdasarkan permodelan, gelombang tsunami tersebut memiliki potensi ketinggian mencapai 20 meter dengan jarak rendaman sekitar tiga hingga empat kilometer.

Dari permodelan itu, Widjo menyebut, gelombang tsunami akan tiba dalam waktu sekitar 30 menit usai terjadi gempa besar.

"Jika Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) membutuhkan waktu lima menit sejak gempa untuk menyampaikan peringatan dini, maka masyarakat hanya memiliki waktu sekitar 25 menit untuk melakukan evakuasi atau tindakan antisipasi lain," tegasnya.

Ia juga menjabarkan, daerah yang berpotensi terkena dampak gelombang tsunami jika terjadi gempa megathrust di selatan Jawa khususnya di selatan DIY cukup panjang yaitu mulai dari daerah Cilacap hingga ke Jawa Timur.

Berdasarkan catatan, gempa besar di selatan Pulau Jawa yang menimbulkan gelombang tsunami pernah beberapa kali terjadi.

Diantaranya pada tahun 1994 di Banyuwangi dengan magnitudo 7 dan pada 2006 yang menyebabkan tsunami di Pangandaran akibat gempa bermagnitudo 6,8.

"Pada gempa tahun 1994, memang tidak ada catatan terjadi tsunami di DIY. Namun pada tahun 2006 ada catatan terjadi tsunami di selatan DIY tetapi jangkauannya tidak melebihi Gumuk Pasir di Parang Kusumo," bebernya.

Kendati demikian, dari penelitian yang dilakukan, peristiwa gempa megathrust di selatan Pulau Jawa pernah terjadi dengan kekuatan magnitudo 9.

"Umur radioaktif dari unsur-unsur yang kami temukan di Lebak Banten dan Bali memiliki umur yang sama. Artinya, pernah ada tsunami di selatan Jawa yang disebabkan gempa dengan magnitudo besar," pungkasnya.

Jejak gempa dan tsunami pesisir selatan

Halaman
123