Akses berita terupdate se-indonesia lewat aplikasi TRIBUNnews

Liburan ke China

Pertama Kali ke China, Pahami Hal-hal yang Boleh dan Dilarang Dilakukan

Penulis: Ratna Widyawati
Editor: Sinta Agustina
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Shenzhen, China

- Jangan menolak hadiah beberapa kali sebelum menerimanya

Dengan sopan menolak hadiah sebelum menerimanya masuk ke dalam norma budaya China.

Jadi jangan berkecil hati ketika seseorang awalnya menolak hadiah yang kamu berikan.

- Hadiah barang sekecil apapun selalu dihargai dan diterima

Memberikan hadiah barang-barang kecil seperti buku, CD musik, parfum, rokok dan permen dari negara asal kamu atau merek China yang terkenal akan selalu dihargai dan diterima dengan baik.

Adapun beberapa hal yang dilarang saat memberi dan menerima hadiah yakni:

- Jangan terlalu bersemangat untuk membuka kado

Hal yang dilarang saat menerima hadiah adalah terlalu bersemangat untuk membuka kado.

Kecuali jika orang yang menawarkan hadiah itu bersikeras.

- Jangan membungkus kado menggunakan kertas kado hitam atau putih

Hal yang dilarang saat memberikan hadiah yakni menggunakan kertas kado hitam atau putih.

Sebagai solusi kamu bisa memilih warna meriah seperti merah.

- Jangan berikan jam atau benda simbolis lainnya

Jam dan hal-hal yang berhubungan dengan nomor empat dikaitkan dengan kematian di Tiongkok dan benda tajam melambangkan pemutusan hubungan.

4. Etika di wisata bersejarah dan agama

China memiliki beragam destinasi wisata menarik untuk dikunjungi di antaranya di sekitar Tibet dan Jiuzhaiguo.

Ada beberapa hal yang diperbolehkan dan dilarang untuk dilakukan di tempat wisata bersejarah dan agama yang harus kamu ketahui.

Berikut beberapa hal yang diperbolehkan saat berada di area bersejarah dan agama:

- Berjalan searah jarum jam saat melakukan tur kelenteng atau biara.

- Melepas topi saat memasuki kuil

Melepas topi saat memasuki kuil menjadi hal yang diperbolehkan.

Ini dianggap sebagai tanda penghormatan yang bisa kamu lakukan di area berseajrah dan agama.

Sedangkan hal yang dilarang di area bersejarah dan agama di antaranya:

- Jangan memotret orang tua tanpa izin

Memotret orang tua tanpa izin termasuk hal yang dilarang di area bersejarah dan agama di China.

Sering diasumsikan bahwa permintaan untuk memotret adalah tawaran untuk membayar.

- Jangan menyentuh kepala orang Tibet

Orang Tibet percaya bahwa Tuhan berada di kepala, dan menyentuh kepala sering dianggap sebagai hal yang buruk.

- Jangan mencelupkan jari-jari di lampu mentega

Kamu mungkin tergoda untuk mencicipi mentega, tetapi ini sangat menyinggung belum lagi tidak higenis dan adanya risiko kesehatan.

5. Etika umum di Tiongkok

Orang-orang China tahu tidak ada yang sempurna, mereka pun memiliki beberapa hal yang boleh dilakukan dan yang dilarang ketika berada di depan umum yakni:

- Jangan beraksi berlebihan

Saat ada orang China mengajukan pertanyaan pribadi, jangan bereaksi secara berlebihan.

Jika kamu merasa tidak nyaman menjawab pertanyaan tersebut, beri tahu orang yang kamu ajak bicara.

- Tetap tenang dalam kondisi apapun

- Jangan menulis menggunakan tinta merah

Tinda merah dianggap sebagai simbol protes atau kritik dan digunakan untuk menandai nama-nama penjahat yang dihukum mati dalam catatan resmi.

Nah, inilah mengapa menggunakan tinta merah saat menulis surat perlu kamu hindari.

- Ketepatan waktu

Tepat waktu merupakan tanda penghargaan bagi orang lain.

Orang China biasa datang awal waktu untuk menunjukkan kesungguhan mereka, tetapi kamu harus memperhatikan waktu dan situasinya.

Karena datang di awal waktu pada acara makan dianggap hal yang tidak sopan dan memberi kesan bahwa kamu lapar dan ingin makan.

- Hindari menunjukkan kasih sayang di depan umum

Sama seperti kontak tubuh saat salam pembuka, orang-orang akan merasa tidak nyaman dengan kontak tubuh berlebih saat berada di depan umum contohnya berpelukan.

Liburan ke Tokyo, Pilih Pesawat Tujuan Bandara Narita atau Haneda?

10 Destinasi Wisata Favorit Miliarder, Termasuk Liburan ke Luar Angkasa

9 Ulah Penumpang yang Paling Menjengkelkan Menurut Pramugari

(TribunTravel.com/ Ratna Widyawati)