Menurut sebuah catatan yang diidentifikasi berasal dari abad 17 menyebut, sebagian besar laki-laki di Pulau Jeju dijadikan sebagai tentara raja.
Menyedihkannya, para wanita yang ditinggalkan tetap harus membayar pajak yang tinggi.
Tak punya pilihan, para wanita di Pulau Jeju mulai beralih profesi dari ibu rumah tangga menjadi Haenyeo untuk mendukung anak-anak mereka dan membayar pajak.
Bahkan wanita hamil akan menyelam di perairan yang beku.
• 5 Misteri Medis yang Belum Terpecahkan, dari Gadis yang Tak Menua sampai Sindrom Putri Duyung
Di masa lalu, Haenyeo Jeju biasanya menahan napas selama dua menit untuk setiap penyelaman, hingga tujuh jam sehari, 90 hari dalam setahun, membuat suara mereka berubah menjadi unik.
• 6 Taman Hiburan dengan Atraksi Terunik Di Dunia, Jangan Lewatkan Atraksi Putri Duyung di Florida
Selama bertahun-tahun, haenyeo menyelam di perairan lautan yang beku hanya dilindungi oleh pakaian katun buatan sendiri.
Ketika pakaian selam tersedia pada 1970-an, pekerjaan mereka menjadi lebih mudah dan mereka juga bisa menyelam lebih dalam, menghabiskan lebih banyak waktu di bawah air, sehingga meningkatkan pendapatan mereka.
Haenyeo memiliki pengetahuan besar tentang kehidupan laut.
Untuk berenang lebih cepat, mereka memakai timbal yang diikat di pinggang mereka.
• 7 Hoak Ini Sempat Menipu Dunia, Satunya Penemuan Putri Duyung
Alat pengapungan yang disebut "tewak" ditinggalkan di permukaan air dengan jaring tergantung di bawah tewak tempat mereka menyimpan hasil panen.
Banyak dari mereka menggunakan berbagai alat untuk menggali keong dan abalon dari celah-celah di dasar laut.
• Bayi Mirip Putri Duyung Lahir di India, Hanya Bisa Bertahan 10 Menit
Sebelum menyelam, Haenyeo berdoa untuk Jamsugut, dewi laut, meminta keselamatan dan hasil tangkapan yang berlimpah.
• Hotel Ini Tawarkan Sensasi Menginap ala di Rumah Putri Duyung, Intip Fasilitasnya yang Bikin Mupeng
Para Haenyeo Jeju dikategorikan ke dalam tiga kelompok berdasarkan tingkat pengalaman mereka: Hagun adalah pemula, Junggun adalah perantara, dan Sanggun adalah para ahli yang menawarkan bimbingan kepada yang lain.
• Mulai dari Berada di Peti Mati Hingga Dilayani Putri Duyung, Ini 5 Bar Paling Aneh di Dunia
Mijoo Kim, seorang fotografer berbasis di New York dari Korea Selatan, mengambil serangkaian foto yang indah dari Haenyo dan menamakannya "Ibu Laut," menggambarkan mereka dan pekerjaan mereka.
Dia mengatakan bahwa profesi ini tentu saja bukan untuk yang lemah seperti kata pepatah Korea: "Haenyo melakukan pekerjaan orang mati di tanah orang yang hidup."
Baca tanpa iklan