Salah seorang penduduk asli Desa Nagoro, Ayano Tsukimi memutuskan untuk menghabiskan masa hidupnya di Desa Nagoro.
Karena menemukan kampung masa kecilnya yang tidak seramai dulu dan kematian Ayahnya, Ayano bertekad mengusir rasa sepu dengan membuat bonek kain mirip Sang ayah.
Berawal dari itulah, Ayano akhirnya perlahan mulai membuat boneka lainnya yang mirip dengan tetangganya.
Alasan Ayano melakukan hal ini adalah untuk mengusir rasa sepi.
Boneka-boneka ini dibuat seukuran aslinya dengan tongkat kayu, koran untuk mengisi tubuh, kain elastis untuk kulit dan wol rajut untuk rambut.
Setelah jadi boneka-boneka ini disusun Ayano di seluruh pelosok Lembah Nagaro dalam berbagai aktivitas yang membuat mereka tampak hidup.
Mulai dari orang-orang sawah berbentuk boneka, toko yang dijaga boneka hingga boneka yang duduk di tepi sungai seperti orang sedang memancing.
• Mudik Lebaran ke Padang, 5 Oleh-oleh Ini Tak Boleh Terlewatkan
• Liburan ke Pantai di Jogja? Hati-hati Serangan Ubur-ubur
• Makan Berlemak saat Lebaran? 4 Olahraga Ringan Ini Ampuh Turunkan Kolesterol
• Air Terjun Kroya, Destinasi untuk Para Pecinta Petualangan di Bali
• Kekhawatiran Paling Konyol dari Penumpang Kapal Pesiar Saat Berlayar
• Oknum Polisi di Uruguay Berikan Tilang untuk Pengemudi Wanita yang Terlalu Cantik
• Info Libur Lebaran ke Taman Margasatwa Ragunan hingga Akses Masuk
(TribunTravel.com/ Ratna Widyawati)