Akses berita terupdate se-indonesia lewat aplikasi TRIBUNnews

Berburu Oleh-oleh Mudik Lebaran, Kunjungi Wisata Home Industri Kampung Nopia Mino di Banyumas

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Mino yang sudah dikemas di jual Rp 15 ribu perkilo.

Kampung Nopia Mino sebagai tempat wisata home industri juga memberikan kesempatan para pengunjung belajar membuat secara langsung.

Cukup membayar Rp 12 ribu, anda bisa berkeliling kampung, sambil melihat sekaligus praktek membuat makanan khas Banyumas tersebut.

Proses pembuatan Mino oleh Sunarno, Ketua Paguyuban Nopia Mino Banyumas. (Tribunjateng.com/Permata Putra Sejati)

Bukan hanya menawarkan wisata home industri, kampung Nopia Mino juga menyuguhkan wisata selfie spot foto keren yang sudah digambar oleh para pemuda setempat. Sehingga para pengunjung tidak akan merasa bosan.

"Selain bisa melihat pembuatan Nopia dan Mino, berfoto di spot instragamable lalu pulangnya dapat membawa oleh-oleh Nopia dan Mino buatan sendiri," ujar  Bagian Humas dan Promosi Paguyuban Mino Nopia Banyumas, Mangun Handoyo (68).

Para pengunjung biasanya dari kalangan anak-anak TK, Mahasiswa, ataupun umum yang penasaran terhadap proses pembuatan Mino Nopia yang unik. Berkat usaha mendirikan Kampung Nopia Mino, kampung Pekunden menjadi semakin tersohor.

"Beberapa waktu yang lalu turis asing juga sempat kesini. Seperti dari Korea, Inggris, dan Arab," ujarnya.

Kebanyakan dari para pengunjung mengaku terkesan dengan proses pembuatan Nopia yang unik. Keunikan tersebut ada pada proses pembakarannya.

Dimana alat yang digunakan tidak menggunakan oven modern seperti kebanyakan, melainkan menggunakan oven tradisional yang disebut gentong.

Gentong adalah tempat pembakaran  yang terbuat dari tanah liat berbentuk silinder bulat mirip seperti sumur air.

Adonan Mino yang ditempelkan di Gentong (alat pemanggangan tradisional terbuat dari tanah liat). (Tribunjateng.com/Permata Putra Sejati)

Akan tetapi pada lapisan dalamnya terdapat besi panas sebagai tempat menempelkan adonan-adonan Nopia dan Mino. 

Sebelum adonan dipanggang, gentong terlebih dahulu dipanaskan dengan cara membakar kayu bakar di dalamnya.

Setelah kayu bakar menjadi arang dan suhu di dalam Gentong panasnya sudah pas, maka adonan Nopia dan Mino bisa ditempelkan pada bagian dalam gentong.

Proses pembuatan adonan Nopia dan Mino ada dua tahap. Pertama adalah membuat kulitan, kedua adalah isian. Isiannya berupa gula jawa dan terigu. Sedangkan kulitan terbuat dari terigu, gula pasir dan minyak.

"Memasak Nopia itu resikonya lebih besar, ketimbang Mino sebab jika bolong sedikit saja bisa tidak mau mengembang," ujar Ketua Paguyuban Roti Mino Banyumas, Sunarno.

Sunarno mengatakan jika penjualannya selama ini lancar karena setiap pedagang sudah mempunyai pelangganya masing-masing.

Halaman
123