Akses berita terupdate se-indonesia lewat aplikasi TRIBUNnews

Ini Alasannya Kenapa Kamu Ikut Menguap saat Melihat Orang Lain Menguap

Penulis: Ratna Widyawati
Editor: Sinta Agustina
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi menguap

Ia berulang kali menguap di depan si anak, berharap anaknya juga menguap.

Tapi anaknya tidak pernah menguap balik.

Selain itu, seorang Ahli Saraf dari University of Maryland, Baltimore County, yang bernama Robert Provine mengatakan, sebenarnya janin juga sudah bisa menguap.

Janin menguap di dalam rahim kira-kira sejak 11 minggu setelah terbentuk.

Sayangnya, alasan ilmiah yang pasti tentang mengapa menguap bisa menular belum bisa dijelaskan oleh para peneliti.

Sama seperti menularnya tawa dan tangis, para peneliti dan ilmuwan memiliki teori, menguap yang menular merupakan pengalaman bersama yang meningkatkan hubungan sosial.

Secara spesifik Helt mengatakan, menguap bisa mengurangi stress dan menebarkan rasa tenang dalam sebuah kelompok.

Pada 2014 lalu, sejumlah peneliti dari Duke University melakukan penelitian terhadap 328 orang sehat dengan meminta mereka menonton sebuah video berdurasi tiga menit tentang orang yang menguap.

Beberapa peserta mulai tertular menguap dibandingkan peserta lainnya, dengan rentang dari nol sampai 15 kali menguap, berdasarkan studi yang dirilis 14 Maret pada jurnal PLOS ONE.

Usia adalah faktor utama yang secara signifikan mempengaruhi orang untuk tertular dan ikut menguap.

Pada orang yang lebih tua, mereka tidak mudah tertular untuk menguap saat menonton video orang lain yang sedang menguap.

Namun, usia hanya menjelaskan 8 persen perbedaan dari seluruh peserta yang merespon video tersebut.

Seorang asisten profesor kedokteran di Center for Human Genome Variation di Duke University School of Medicine, mengatakan jika penelitian yang dilakukan belum cukup bukti untuk menunjukkan adanya hubungan antara menguap yang menular, dengan sugesti empati.

Minum Kopi saat Naik Gunung Tak Boleh Sembarangan, Simak Tips Berikut

Terlalu Banyak Minum Saat Mendaki Justru Sebabkan Masalah Jantung

Mulai Sekarang, Jangan Lagi Bawa Mi Instan saat Mendaki Gunung

(TribunTravel.com/Ratna Widyawati)