Akses berita terupdate se-indonesia lewat aplikasi TRIBUNnews

Jadi Ikon Wisata di Sumatera Barat, Ini Keunikan Jam Gadang Bukittinggi

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Jam Gadang terlihat dari Pasar Atas, Bukittinggi, Sumatera Barat.

TRIBUNTRAVEL.COM - Mantan Gubernur Sumatera Barat (Sumbar) Irwan Prayitno mengungkap sederet keunikan Jam Gadang Bukittinggi saat berkunjung.

Melansir dari berita Tribun Padang yang dipublikasikan pada Sabtu (13/4/2019), Irwan menyebut Jam Gadang Bukittinggi sebagai kembaran Big Ben di Inggris.

"Kedua menara jam ini memiliki mesin jam yang dibuat oleh Vortmann Relinghausen.

Pabrik pembuat mesin asal Jerman tersebut hanya memproduksi 2 unit barang langka ini di dunia.

Satu unit untuk menara jam Big Ben Inggris dan satu lagi untuk Jam Gadang Bukittinggi," ujar Irwan Prayitno.

Keunikan Jam Gadang Bukittinggi menurut Irwan Prayitno, terletak pada angka empat huruf romawi yang ditulis IIII bukan IV.

"Inilah alasan mengapa wisatawan harus memilih Bukittinggi sebagai destinasi wisata," ucap Irwan Prayitno.

Di sisi lain, energi eksotik tarian air mancur yang disertai kerlap kerlip lampu berwarna warni di Jam Gadang juga menjadi daya tarik yang indah bagi wisatawan yang datang ke Bukittinggi.

Irwan Prayitno menilai Jam Gadang pantas menjadi icon wisata kebanggaan masyarakat Sumatera Barat khususnya warga Kota Bukittinggi.

Gubernur Sumbar Irwan Prayitno menyaksikan eksostik di Jam Gadang dengan berjalan kaki sambil menikmati sejuknya suasana Bukittinggi sebagai kota kelahiran Proklamator Republik Indonesia Bung Hatta.

Selain itu, Irwan Prayitno pun juga tak bisa menyembunyikan kekagumannya atas peninggalan Hindia-Belanda tersebut. Ia berfoto mengabadikan momen keindahan dengan latar belakang Jam Gadang.

Menurut Irwan Prayitno, Jam Gadang merupakan salah satu bukti peninggalan sejarah bangsa yang tidak bisa dilupakan.

Jam gadang dibangun oleh arsitek asli Minangkabau, Jazid Rajo Mangkuto Sutan Gigi Ameh yang secara resmi selesai pada tahun 1926.

"Pembangunan Jam Gadang menghabiskan dana mencapai 3.000 Gulden," jelas Irwan Prayitno.

Irwan Prayitno juga mengatakan, sejarah mencatat Jam Gadang merupakan hadiah dari Ratu Wilhelmina dari Belanda untuk sekretaris (controleur) Kota Bukittinggi (Fort de Kock) yang menjabat saat itu yakni HR Rookmaaker.

Halaman
12