Akses berita terupdate se-indonesia lewat aplikasi TRIBUNnews

Perempuan dari 7 Daerah Ini Terkenal 'Mahal' untuk Dinikahi, Berani Menikahinya?

Penulis: Ratna Widyawati
Editor: Sinta Agustina
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pernikahan adat Batak.

TRIBUNTRAVEL.COM - Menikah menjadi suatu momen yang dianggap spesial dan harus dirayakan dengan cara spesial bagi sebagian besar masyarakat Indonesia.

Bagi mereka yang mampu, uang ratusan juta untuk merayakan pernikahan merupakan hal yang mudah dan wajar.

Tapi tahukah kamu? perempuan dari tujuh daerah ini terkenal mahal untuk dinikahi.

Bukan karena matre, tapi karena pernikahan di daerah mereka memiliki aturan mahar yang mahal.

Dilansir TribunTravel dari beberapa sumber, berikut ini tujuh daerah yang terkenal dengan mahar yang mahal:

1. Suku Bugis

Pernikahan Suku Bugis (instagram/bugisbridal)

Suku Bugis menggunakan istilah “uang panai” untuk mahar.

Uang panai sebenarnya adalah dana belanja, besarnya menyesuaikan dengan tingkat pendidikan calon istri.

Tonton juga: 

Perempuan dengan pendidikan tinggi akan mendapatkan mahar termahal.

Pernikahan adat suku Bugis sebenarnya menerapkan mahar sedemikian rupa untuk melihat seberapa serius pihak laki-laki.

Perempuan dengan tingkat pendidikan S1 bisa mendapatkan sampai Rp 100 juta sebagai uang panai.

Hal ini juga sebagai pengharapan agar pihak pria tidak mudah menceraikan istrinya.

Apalagi mengingat betapa sulit persyaratan untuk menikahinya.

6 Hotel Murah di Sumbawa NTB dengan Tarif Menginap Kurang dari Rp 200 Ribu Per Malam

Mengenal Silariang, Budaya Kawin Lari Suku Bugis yang Bisa Berujung Pembunuhan

6 Suku di Indonesia yang Dipercaya Punya Ilmu Hitam Paling Mengerikan

2. Aceh

Pernikahan Pengantin Aceh (instagram/ shalahuddiin_)

Orang Aceh tidak mengenal mahar berupa uang, bagi mereka mahar biasanya disebut dengan “mayam”.

Mayam sendiri berbentuk emas dengan ukuran tertentu.

Satu mayam berukuran setara degan 3,3 gram emas.

Biasanya pihak laki-laki akan memberikan sebanyak 3 sampai 30 mayam kepada pihak perempuan.

Apabila memberikan yang paling sedikit saja, maka pihak perempuan sudah mendapatkan sekitar 10 gram emas.

Bisa dibayangkan bagaimana jika lebih banyak daripada itu?

3. Sasak, Lombok

Pernikahan adat Lombok (instagram/ennenymakeup)

Masyarakat Sasak di Lombok, Nusa Tenggara Barat menerapkan mahar yang cukup sulit.

Jumlahnya harus disesuaikan dengan jarak rumah, tingkat pendidikan, dan pekerjaan.

Selain itu, ada skenario yang juga harus dimainkan oleh kedua belah pihak.

Sebelum menikah,pihak pria harus menculik calon istrinya.

Setelah itu, keluarga pria akan datang ke rumah calon mempelai wanita untuk mengatakan bahwa anak mereka ada di rumahnya.

Pada saat ini lah terjadi tawar-menawar mahar.

Mahar tidak berupa uang atau emas, melainkan sapi, kerbau atau beras.

4. Banjar

Pernikahan adat Banjar (instagram/inspirasi.pengantinbanjar)

Orang banjar mengenal mahar dengan istilah “jujuran” yakni berupa uang dan emas, hal ini sekaligus dapat menunjukkan kesungguhan calon suami.

Jujuran menjadi prosesi wajib dan dibicarakan setelah lamaran.

Jumlah dari jujuran bisa sangat besar.

Proses pemberian mahar ini hampir sama dengan seserahan.

Nantinya, keluarga pihak laki-laki datang ke rumah pihak perempuan untuk memberikannya.

5. Nias

Pengantin wanita Nias (instagram/nellytanmakeup)

Mahar pernikahan di Nias dikenal dengan sebutan Bowo yang artinya hadiah atau pemberian cuma-cuma.

Tapi kenyataannya, pemberiannya nggak terhitung cuma-cuma juga.

Pihak mempelai pria diharuskan mampu memberi mahar berupa 25 ekor babi, sedangkan satu ekor babi saja harganya bisa mencapai Rp 1 juta.

Jadi, paling nggak harus menyiapkan dana sebesar Rp 25 juta untuk mempersunting gadis Nias.

Nah, kalau ternyata mempelai pria nggak sanggup, maka ia bisa mengabdi kepada mertuanya sampai nilai maharnya dianggap lunas.

6. Karo

Pernikahan adat Karo (instagram/ericsinuraya)

Dalam pernikahan adat Karo ada beberapa tahapan yang harus dilalui pasangan sebelum dan setelah menikah.

Ada tiga tahapan yang ahrus dijalani mulai dari persiapan, hari pesta, dan setelah pernikahan.

Untuk persiapan saja meliputi Sitandan Ras eluarga Pekepar, Mbaba Belo Selambar, dan Nganting Manuk.

Setelah itu, saatnya hari pesta adat, yang meliputi Persadan Tendi.

Lalu, sesudah pesta adat, agendanya meliputi Ngulihi Tudung dan Ertaktak.

Rangkaian adat yang banyak ini sudah pasti mengeluarkan biaya yang cukup mahal.

Bisa lebih dari 50 juta rupiah bahkan ratusan juta dikeluarkan.

7. Batak

Pernikahan adat Batak (instagram/nuelphotography)

Bagi adat Batak, pemberian mahar dari pengantin laki-laki ke pengantin perempuan disesuaikan dengan jenjang pendidikan dari calon pengantin perempuan.

Misalnya si gadis adalah seorang sarjana, maka biaya Sinamot bisa mencapai Rp 50 juta bahkan hingga Rp 80 juta.

Hal ini karena masyarakat Batak percaya bahwa makin tinggi tingkat pendidikan perempuan, maka makin baik pula kualitasnya.

Nah, itu tadi tujuh daerah yang memiliki adat pernikahan dengan mahar yang mahal.

Bagaimana, di daerahmu ada tidak?

Sebaiknya mulai sekarang kamu harus bersungguh-sungguh menabung untuk menikahi perempuan pujaan hatimu.

Perhitungkan berapa mahar yang harus kamu berikan.

6 Hal yang Perlu Kamu Siapkan Sebelum Liburan ke Desa Adat Baduy

3 Desa Adat di Indonesia yang Terkenal di Dunia, Ada yang Masuk Situs Warisan Dunia UNESCO

Kepadatan Lalu Lintas di Kawasan Wisata Mangunan Telah Berkurang Usai Libur Hari Raya Natal.

(TribunTravel.com/Ratna Widyawati)

Tags: