Satu gigitan ular ini sama dengan lima gigitan ular beracun pada umumnya.
Oleh karena itu, pemerintah Brazil telah melarang orang pergi ke pulau ini.
Hanya membayangkan saja, rasanya tidak ada orang yang ingin menginjakkan kaki di pulau terpencil ini.
Jika kalian tidak sengaja memasuki wilayahnya, akan sangat sulit lari dari kejaran ular penghuni pulau ini.
Meskipun lari dan berenang ke dasar laut, beberapa jenis ular di sana tidak takut air dan pandai berenang.
Hampir tidak ada orang yang datang ke pulau ini selain ilmuwan pemberani yang mendapat izin untuk melakukan penelitian di sana, menurut laporan Smithsonian.
Ada satu cerita tentang seorang nelayan yang berlayar sampai ke wilayah terdekat pulau ini dan mesin kapalnya mati.
Ia pun memutuskan masuk ke pulau untuk bermalam dan mencari pertolongan.
Nelayan itu tidak menyadari ada teror ribuan ular di dalam pulau tersebut.
Saat keluarganya mencari, kapalnya telah ditemukan dengan banyak genangan darah dan jasad nelayan itu dipenuhi gigitan ular.
Cerita lain berasal dari penjaga mercusuar terakhir di pulau itu bersama keluarganya.
Menurut rumor yang beredar, mereka berlari ketakutan saat melihat ular masuk melalui jendela.
Mayat keluarga ini pun ditemukan terpisah jauh dari pulau tersebut.
Nama pulau ini sendiri menceritakan sejarahnya yang mengerikan, seperti dilansir dari Dailymail.
Ilha de Queimada Grande jika diterjemahkan dalam Bahasa Inggris memiliki arti '‘the island of the slash and-burn fire' atau pulau yang memotong dan membakar api.
Pulau ular disebut demikian karena konon orang-orang gagal mengembangkan perkebunan pisang di atasnya.
Namun, konservasi satwa liar internasional menyatakan jika ular-ular penghuni pulau ini masuk dalam daftar spesies yang terancam punah.
Ribuan ular yang masih tersisa di sana menjadikan pulau ini destinasi berbahaya dan tidak ideal untuk liburan.
TribunTravel.com/rizkytyas