TRIBUNTRAVEL.COM - Ratu Elizabeth II (92) telah menjadi raja selama hidupnya hingga sekarang.
Hingga ada masa di mana Ratu Elizabeth II merasa tidak nyaman berada di posisinya, sering menjadi sorotan hingga bahan pemberitaan.
Sehingga, Istana Buckingham harus mengeluarkan perintah yang cukup ketat kepada wartawan dalam tur kerajaan pertamanya sebagai Ratu.
Pada 1953, setelah Ratu Elizabeth II dinobatkan sebagai ratu, ia melakukan tur kerajaan ke 12 negara.
Turnya kala itu merupakan misi yang cukup melelahkan, karena pasangan kerajaan harus melakukan perjalanan selama enam bulan dan menempuh jarak sekitar 40 ribu mil.
Karena kondisi sang Ratu kala itu masih sangat muda, sehingga Istana Buckingham ingin melindunginya dari serangan pers.
Wartawan kerajaan dalam kontingen pers wajib mematuhi apa yang mereka bisa dan tidak bisa mereka laporkan kepada khalayak.
Peraturan tersebut diungkapkan dalam buku The Royals yang ditulis oleh Kitty Kelley.
Larangan utamanya, wartawan tidak diizinkan melaporkan apakah Ratu terlihat lelah atau tidak.
Istana Buckingham tidak ingin memperlihatkan sisi manusiawi selama perjalanan tur.
Hal tersebut diungkapkan oleh seorang wartawan kerajaan yang hadir.
Pernah ada sebuah kejadian, reporter kerajaan Gwen Robyns melaporkan mengenai detail pribadi Ratu selama tur.
"Ketika saya perhatikan Ratu selalu melepas sepatu yang tampaknya menawan, saya mencatat dalam salah satu berita saya: 'Ratu yang lelah melepas sepatunya," ujar Gwen Robyns, dikutip dari laman express.co.uk, Jumat (8/2/2019).
Tulisannya tersebut mendapatkan teguran dari editornya.
Sang editor mengatakan pihak Istana Buckingham sangat marah kepadanya.
Atas kejadian tersebut, akhirnya reporter kerajaan berhenti memberi laporan mengenai sisi kemanusiaan yang dialami Ratu Elizabeth II.
Istana Buckhingham merasa 'sensitif' dengan hal tersebut.
Pihak istana menginginkan sang Ratu selalu digambarkan dalam hal yang sangat positif.
"Kami tidak diizinkan menulis apa pun selain apa yang dikenakan sang Ratu dan bagaimana penampilannya," kata Maurice Weaver dari The Daily Telegraph, menurut The Royals.
Jurnalis Phillip Knightly, yang berada di tur kerajaan pertama, mengatakan ada sebuah perjanjian tertulis antara pihak istana dan wartawan.
(TribunTravel.com/ Ayumiftakhul)