Akses berita terupdate se-indonesia lewat aplikasi TRIBUNnews

2 Pulau Kecil di Selandia Baru untuk Amati Pemandangan Galaksi Bimasakti

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Galaksi Bima Sakti di langit malam.

TRIBUNTRAVEL.COM - Mengamati langit malam merupakan satu kegiatan yang memberikan pengalaman tersendiri.

Namun, tak semua tempat ideal untuk menikmati pemandangan langit malam alias stargazing.

Sebab, sekarang ini polusi cahaya, keberadaan obyek atau bangunan buatan manusia, cahaya buatan di malam hari semakin meningkat di seluruh dunia.

Mengutip laman Travel and Leisure, tim peneliti dari Italia menemukan, 99 persen orang Amerika dan Eropa tinggal di bawah langit malam yang berpolusi cahaya.

Sehingga mereka hampir tidak bisa melihat galaksi Bima Sakti atau bintang-bintang lainnya di langit.

Meski begitu, ada lima tempat yang sempurna untuk stargazing yang disebut International Dark Sky Sanctuaries.

Dua di antaranya ada di Pulau Great Barrier di dekat Pulau Utara dan Pulau Stewart di dekat Pulau Selatan, Selandia Baru.

Pulau Great Barrier (Great Barrier Island) dimasukkan daftar International Dark Sky Sanctuaries pada 2016.

Stargazing di Pulau Stewart, Selandia Baru (explore.gorentals.co.nz)

Sementara, Pulau Stewart baru masuk daftar tersebut bulan ini.

Penunjukan suatu tempat untuk menjadi International Dark Sky Sanctuaries merupakan hal yang langka.

Bahkan, suatu tempat harus melalui proses dan peninjauan yang panjang dan mendetil oleh International Dark-Sky Association (IDA).

Tempat-tempat yang termasuk International Dark Sky Sanctuaries biasanya sangat terpencil dan harus memenuhi persyaratan ketat untuk kebijakan penerangan, polusi cahaya, pendidikan publik, dan inisiatif untuk melestarikan dan melindungi situs-situs gelapnya.

Pulau Stewart di Selandia Baru disebut Rakiura oleh bangsa Maori, dan artinya 'pulau dengan langit yang berkilauan.'

Pulau Stewart pun dikenal berkat dua fenomena langitnya.

Pertama, bagian pusat Bimasakti melewati langsung di atas pulau tersebut selama musim dingin di belahan Bumi selatan.

Sehingga menciptakan pemandangan yang tidak akan pernah terlihat di belahan Bumi utara.

Musim bahu adalah hal utama untuk melihat Aurora Australis, juga dikenal sebagai Lampu Selatan.

Dan kedua, musim bahu (shoulder season atau awal musim semi dan musim gugur) merupakan waktu yang tepat di Pulau Stewart untuk melihat Aurora Australis.

Hanya kurang dari 400 orang yang tinggal di desa permukiman utama di Pulau Stewart, Desa Oban.

Sementara, 85 persen dari wilayah Pulau Stewart merupakan kawasan taman nasional yang dilindungi.

Lebih dari 44.000 orang mengunjungi Pulau Stewart, yang terletak 19 mil sebelah selatan Pulau Selatan, Selandia Baru pada 2017 lalu.

Dalam empat tahun terakhir, jumlah pengunjung meningkat 100 persen.

Sementara itu, 850 mil sebelah utara dari Pulau Stewart dan 60 mil sebelah timur laut Auckland adalah Pulau Great Barrier, yang dihuni oleh kurang dari 1.000 orang.

Sejak menyandang status Dark Sanctuary pada 2016, banyak stargazer yang mengunjungi Pulau Great Barrier.

Tiga lokasi lain yang masuk daftar International Dark Sky Sanctuaries adalah Cosmic Campground di New Mexico, Amerika Serikat; Gabriela Mistral di Valle del Elqui, Chile; dan Rainbow Bridge National Monument in Utah, Amerika Serikat.

Selain lima tempat yang menjadi suaka teratas untuk menikmati pemandangan langit malam, IDA juga membuat daftar yang berisi kota, bangunan, dan lokasi lainnya di seluruh dunia yang juga menjadi situs menakjubkan untuk mengamati pemandangan langit malam.

(TribunTravel.com/Rizki A. Tiara)