Akses berita terupdate se-indonesia lewat aplikasi TRIBUNnews

Studi Baru Tunjukkan Jeda Waktu 2 Jam antara Makan Malam dan Tidur Tak Terlalu Pengaruhi Kesehatan

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Apakah jeda dua jam antara makan malam dan tidur berpengaruh pada kesehatan tubuh?

TRIBUNTRAVEL.COM - Kita seringkali diberitahu untuk menyantap makan malam setidaknya dua jam sebelum tidur.

Sebab, rentang waktu dua jam tersebut dapat digunakan usus untuk mencerna makanan.

Namun, tak selamanya itu menjadi alasan di balik gagasan makan malam harus minimal dua jam sebelum tidur.

Dikutip dari laman This is Insider, sebuah penelitian terbaru menunjukkan, jeda waktu dua jam antara makan malam dan tidur tidak selalu bermanfaat bagi kesehatan.

Telah lama diyakini, makan tak lama sebelum tidur dapat menyebabkan efek merusak pada kesehatan.

Bahkan disebut dapat meningkatkan risiko kanker.

Ilustrasi langsung tidur setelah makan. (greatist.com)

Namun, para peneliti dari Graduate School of Health Sciences di Okayama University di Jepang telah mematahkan klaim tersebut.

Mereka menyatakan, jeda dua jam antara makan malam dan tidur tidak mempengaruhi kadar glukosa dalam darah.

Di Jepang, masyarakat memang dianjurkan untuk menyisakan jeda waktu dua jam antara makan malam dan tidur setidaknya tiga kali dalam seminggu.

Untuk studi yang dipublikasikan di jurnal BMJ Nutrition, Prevention, and Helath, para peneliti menganalisis data yang dikumpulkan antara tahun 2012 dan 2014 dari 1.537 orang dewasa dan usia pertengahan yang sehat di Okayama, Jepang.

Tidak ada satu pun dari para peserta yang memiliki kondisi kesehatan terkait diabetes, dua pertiga dari kelompok tersebut berjenis kelamin perempuan, dan mayoritas berusia lebih dari 65 tahun.

Tim peneliti menilai pola makan kelompok tersebut, bersama faktor lain seperti berat badan, seberapa cepat mereka makan, seberapa banyak aktifitas fisik yang mereka lakukan, dan apakah mereka merokok atau tidak.

Selama penelitian, para peneliti juga memantau kadar HbA1c para peserta, yang menunjukkan kadar glukosa dalam darah per individu selama dua hingga tiga bulan.

Sebagian kecil peserta secara teratur pergi tidur dua jam setelah makan malam.

Sementara, rata-rata kadar HbA1c dari peserta kelompok tersebut sedikit meningkat selama studi, dari 5,2 persen di tahun 2012 menjadi 5,58 persen di tahun 2013 dan 2014.

Halaman
12