Akses berita terupdate se-indonesia lewat aplikasi TRIBUNnews

6 Fakta Tentang Red Light District, Kawasan Prostitusi 'Premium' di Ibu Kota Belanda

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Red Light District, Amsterdam, Belanda.

TRIBUNTRAVEL.COM - Ibu Kota Belanda, Amsterdam, dikenal dengan sebutan sin city alias kota dosa.

Bukan tanpa alasan, Amsterdam memang tempat 'bersenang-senang' bagi penggila obat-obatan terlarang.

Ganja atau marijuana dijual bebas di Belanda, bahkan ada permen yang terbuat dari ganja.

​6 Oleh-oleh Makanan yang Wajib Dibeli di Albert Heijn, Supermarket Favorit di Amsterdam

Selain ganja, Amsterdam juga dikenal dengan Red Light District yang sudah sangat populer.

Red Light District bisa disebut sebagai kawasan prostitusi 'premium', karena pekerja seks di sana diwajibkan membayar pajak ke pemerintah.

Kanal di Kota Amsterdam, Belanda. (TRIBUNTRAVEL.COM/SINTA AGUSTINA)

Oleh sebab itu, pemerintah menjaga privasi mereka dengan menetapkan larangan mengambil gambar di kawasan Red Light District.

Panduan Lengkap Berwisata ke Amsterdam, Mulai Transportasi, Akomodasi, hingga Kuliner

Selain itu, Red Light District masih menyimpan sejumlah rahasia yang belum banyak diketahui turis.

Dilansir TribunTravel dari culturacolectiva.com, berikut enam fakta tentang Red Light District.

1. Pekerja dipamerkan melalui jendela

(getyourguide.com)

Di Red Light District, pekerja 'dipamerkan' melalui sebuah jendela atau etalase, di mana calon 'pembeli' bisa melihat dari luar.

Namun, untuk 'memamerkan' diri melalui jendela, para pekerja diharuskan membayar biaya sewa yang cukup tinggi.

Karena alasan inilah beberapa memilih untuk menjadi pemandu, sementara yang lain pensiun.

2. Pekerja dilegalkan

(iamsterdam.com)

Para pekerja di Red Light District membayar pajak kepada pemerintah, sehingga mereka mendapatkan perlindungan.

Karena pekerja dilegalkan, mereka memiliki panic button atau tombol panik di tangannya.

Halaman
123