TRIBUNTRAVEL.COM - Bali tidak hanya terkenal dengan pantai, pura dan pemandangannya yang sangat menawan yang biasa dikunjungi oleh para wisatawan.
Meskipun sebagian besar masyarakat Bali memeluk agama Hindu, Bali juga mempunyai satu destinasi gereja sebagai tempat wisata reliji dan budaya.
Satu gereja yang menjadi tempat wisata reliji sekaligus tempat peziarah umat Katolik adalah Gereja Hati Kudus Yesus.
Gereja ini terletak di Dusun Palasari, Desa Ekasari, Kecamatan Melaya, Kabupaten Jembrana, Bali.
• 4 Gereja Kayu Legendaris yang Bisa Kamu Kunjungi di Islandia, Spot Foto Menarik di Búðir Church
Yang menjadi daya tarik gereja ini adalah gaya arsitekturnya yang merupakan perpaduan dari gaya arsitektur tradisional Bali dan Katolik sendiri.
Gereja Hati Kudus Yesus dibangun pada 1956 dan selesai dibangun dua tahun kemudian, pada 13 Desember 1958, gereja ini diresmikan dan diberkati oleh Mgr Albers OCam.
Mayoritas penduduk Bali beragama Hindu, namun penduduk daerah Palasari, Jembrana sebagian besar beragama Katolik dan mereka tetap memegang adat dan budaya lokal Bali.
Salah satu contohnya adalah, ketika umat Katolik di sini beribadah atau sedang melaksanakan perayaan keagamaan mereka memakai pakaian adat Bali
Tidak hanya itu, umat Katolik di sini juga memasang penjor yang identik dengan perayaan agama Hindu.
• 5 Destinasi Wisata Religi Umat Kristiani di Indonesia, Ada Gereja Blenduk hingga Bukit Doa Tomohon
Lalu, nama-nama penduduk setempat meskipun beragama Katolik namun tetap menggunakan nama khas Bali seperti Nyoman, Ketut, Wayan dn lainnya.
Kalau kamu masuk di gereja ini, kamu akan menemukan banyak ornamen-ornamen khas Bali yang menjadi hiasan pada bangunan gereja ini.
Di Gereja Hati Kudus Yesus Palasari juga terdapat Gua Maria Palasari yang biasa digunakan umat Katolik untuk berdoa sekaligus berziarah.
Gua Maria Palasari ini juga dikenal dengan nama Palinggih Dewi Kaniaka Maria, Palinggih dalam Bahasa Bali berarti tempat suci sedangkan Dewi Kaniaka Maria adalah sebutan untuk Bunda Maria.
Gua Maria Palasari atau Palinggih Dewi Kaniaka Maria dibangun pada tahun 1962, awalnya Gua Maria di Bali ini letaknya bersebelahan dengan Susteran OSF Palasari.
Pada Desember 1983, Gua Maria dipindahkan ke dekat Monumen Pastor Simon Bois SVD, pastor pertama di Palasari.