"Saya tidak bisa menjelaskan mengapa, atau dalam kondisi apa, virus seperti Hendra bergerak dari kelelawar menular ke kuda lalu berakhir ke manusia. Jadi sulit untuk membuat prediksi seputar kemungkinannya," terangnya.
Survei nasional terhadap satwa liar yang terus berlangsung dan penyakit yang mereka bawa sangat penting untuk mengurangi risiko, kata Dr De Barro.
"Kami tidak benar-benar tahu penyakit apa yang ada pada burung asli, marsupial, kelelawar," katanya.
"Dan kami tidak memantau frekuensi penyakit-penyakit ini, jadi saya tidak bisa menjelaskan apakah penumpukan virus pada hewan tertentu di pinggiran kota tertentu."
Dr de Barro mengakui wabah jarang terjadi di Australia, tetapi dia memperingatkan bahwa peluang hal itu terjadi ada di sekitar kita.
"Di sebelah utara kita adalah 'wilayah panas' Asia, yaitu Asia Tenggara di mana sering terjadi penyebaran wabah penyakit karena ada warga hidup berdampingan dengan babi dan unggas dan hewan liar lainnya," katanya.
• 7 Hotel Murah Dekat Pantai Kuta Bali untuk Solo Traveler, Tarif Dibawah Rp 150 Ribu
• Perusahaan Minuman Vitamin Water Selenggarakan Kontes #nophoneforayear dengan Hadiah Rp 1,4 Miliar
• Promo OVO Weekend Surprises Cashback 30 Persen 14-16 Desember 2018, Ini Daftar Mall nya
• Penelitian Menunjukkan Cokelat Hitam Bisa Menyehatkan Jantung dan Tekanan Darah
• Temani Musim Liburan Akhir Tahun, Peta Baru Vikendi PUBG Mobile Dirilis Akhir Desember 2018
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Hobi Pelihara Hewan di Belakang Rumah Bisa Jadi Bom Waktu Mematikan".
Baca tanpa iklan