TRIBUNTRAVEL.COM - Hari Raya Natal tiba kurang dari tiga minggu lagi.
Selayaknya perayaan hari besar lainnya, Natal memiliki begitu banyak tradisi yang beragam dari satu negara hingga negara lain.
Mulai dari menghitung hari-hari di bulan Desember dengan menggunakan kalender Advent, hingga menghias pohon cemara dengan hiasan dekoratif dan lampu berwarna-warni.
Setiap tradisi Natal memiliki sejarah dan kisah latar belakang masing-masing.
Kali ini, TribunTravel.com telah merangkum empat sejarah di balik tradisi perayaan Natal yang telah mendunia.
1. Tradisi menggantungkan kaus kaki di perapian dipopulerkan oleh puisi Natal yang populer.
Asal-usul tradisi menggantung kaus kaki di perapian dapat ditelusuri kembali ke kisah seorang duda yang khawatir dia tidak bisa memenuhi kebutuhan tiga putrinya, menurut Smithsonian Magazine.
St. Nicholas mendengar tentang kesulitan keluarga ini.
Ia kemudian mengisi kaos kaki si anak-anak perempuan yang dikeringkan di dekat perapian dengan koin emas.
Popularitas tradisi ini juga dapat dikaitkan dengan puisi Clement Clarke Moore, yang berjudul A Visit from St. Nicholas atau Kunjungan dari St. Nicholas tahun 1823.
Sejak saat itu, tradisi menggantung kaus kaki di perapian menjadi praktik umum bagi anak-anak pada Malam Natal dengan harapan bahwa Sinterklas akan mengisinya dengan hadiah.
2. Tradisi mengirim kartu Natal dimulai di Inggris.
Mengirim kartu Natal merupakan satu tradisi yang paling populer di dunia dan memiliki sejarah panjang.
Selama musim Natal di Inggris pada 1843, Sir Henry Cole memutuskan bahwa ia menginginkan cara untuk mengirim ucapan selamat kepada teman-temannya tanpa harus menulis surat pribadi, menurut Smithsonian Magazine.
Kemudian, dia membuat 1.000 kartu bergambar yang dicetak dengan kata-kata, "A Merry Christmas dan A Happy New Year To You" dengan ruang untuk tambahan tulisan yang lebih personal.