"Seluruh pertemuan ini sangat menakjubkan, karena di sini menjadi titik manusia berperadaban yang menghadapi manusia primitif dalam keadaan ekstrem, hidup dengan sangat sederhana."
Pandit dan kelompok itu tidak melakukan kontak langsung dengan Sentinelese.
Namun, dia mencoba lagi beberapa kali selama karirnya di Anthropological Survey of India dan akhirnya berhasil melakukan kontak pada 1991.
Tidak jelas berapa banyak perjalanan antropologis yang dilakukan ke Pulau Sentinel Utara secara keseluruhan, tetapi jumlahnya sudah cukup banyak.
Meskipun Pandit pensiun tahun 1992, para antropolog seperti Vishvajit Pandya masih terus melakukan kunjungan rutin.
3. Pada 1970, India mengklaim Pulau Sentinel Utara sebagai bagian dari wilayahnya.
Meskipun India menyatakan kemerdekaan dari Britania Raya pada 1947, Pulau Sentinel Utara yang tidak memiliki pengetahuan tentang dunia luar pada dasarnya beroperasi sebagai negara semi-independen.
Status itu berubah pada 1970, ketika sebuah partai yang melakukan survei pemerintah mendarat di pantai pulau itu dan menjatuhkan tablet batu yang menyatakannya sebagai bagian dari India.
Namun, mengingat suku Sentinel tidak memiliki konsep bahasa tertulis, mereka mungkin tidak peduli dengan klaim tersebut.
4. Kru film dokumenter National Geographic pernah mengunjungi Pulau Sentinel Utara pada 1974.
Pada 1974, seorang kru film National Geographic, beberapa antropolog, dan beberapa polisi mengunjungi Pulau Sentinel Utara untuk mengadakan syuting film dokumenter berjudul "Man in Search of Man," tentang Andaman.
Ketika perahu mendekati pulau itu, suku Sentinel menembakkan panah pada mereka.
Tidak terpengaruh, beberapa petugas polisi tetap pergi ke pantai dengan baju besi dan meninggalkan 'hadiah' berupa kelapa dan mainan, kemudian kembali ke perahu.
Suku Sentinel malah membawa semakin banyak panah dan sempat menembakkan panah, mengenai paha sang sutradara film.
(TribunTravel.com/Rizki A. Tiara)