"Semut dalam kelompok menjadi lebih kuat dan kontak antara kelompok menjadi berkurang. Pekerja akan lebih banyak berinteraksi dengan pekerja, perawat juga berinteraksi dengan perawat. Bahkan semut yang tidak terkena jamur juga mengubah perilaku mereka. Ini adalah respons dari seluruh koloni," katanya.
Semut mengisolasi dirinya sendiri ibarat mengambil jatah libur kerja agar mengurangi kontak dengan rekan kerja yang terkontaminasi.
• Larva Semut hingga Ikan Beracun, 7 Makanan Aneh di Dunia, tapi Digemari Banyak Orang
"Ini memang masuk akal. Bagi orang yang menderita penyakit menular, akan lebih baik tetap berada di rumah daripada datang dan bekerja lalu menulari rekan kerja mereka," kata Laurent Keller, Profesor Ekologi Evolusioner dari University of Lausanne.
Sementara itu, Nathalie Stroeymeyt, peneliti lain yang terlibat berkata bahwa perubahan perilaku ketika semut mendeteksi patogen tidak hanya akan mengurangi potensi mematikan, tetapi juga meningkatkan kesempatan mereka untuk menerima dosis patogen lebih rendah.
Dengan demikian, paparan penyakit tidak menyebabkan kematian tetapi mengarah pada imunisasi.
Meski begitu, studi ini tidak dapat menjawab apakah semut yang sakit akan berhenti bekerja secara permanen atau tidak.
• Valeriano Fatica, Seniman dari Italia yang Membuat Karya Seni dari Buah-buahan
• Mengenal Sejarah Mesin Penjual Otomatis di Jepang, Mesin Unik yang Menjual Berbagai Barang Tak Lazim
• Ramalan Cuaca Hari Ini - Beberapa Kawasan di Jabodetabek Akan Diguyur Hujan Disertai Angin
• Hal Menarik yang Bisa Pendaki Temukan di Jalur Pendakian Aik Berik Gunung Rinjani, Sudah Lihat?
• Pasien Kanker di Argentina ini Membuat Tatto Wajah Dokter yang Telah Berhasil Mengoperasinya
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Bukan Cuma Manusia, Semut Pun Mengenal Cuti Sakit".
Baca tanpa iklan