Akses berita terupdate se-indonesia lewat aplikasi TRIBUNnews

Makhunik, Desa Kurcaci Berusia 1.500 Tahun di Perbatasan Iran-Afghanistan

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Desa Kurcaci di Iran

Wilayah ini kering, sunyi, dan tandus yang membuat tanaman sulit untuk tumbuh serta binatang sulit diternakkan.

Lobak, gandum, barley dan buah yang disebut jujube hanyalah beberapa di antara sedikit jenis tanaman yang dapat tumbuh di sana.

Penduduk Desa Makhunik hidup dengan mengonsumsi makanan vegetarian.

Seperti kashk-beneh (terbuat dari whey dan sejenis kacang pistachio yang tumbuh di pegunungan) serta pokhteek (campuran whey kering dan lobak).

7 Hotel Murah Bogor Tarif Dibawah Rp 150 Ribu, Punya Lokasi Strategis dan Fasilitas Lengkap

Tak cuma itu saja, malnutrisi juga berkontribusi secara signifikan terhadap defisiensi tinggi penduduk.

Keadaan yang terisolasi juga memaksa penduduk hanya bisa menikah di antara keluarga dekat.

Ini pula yang memungkinkan gen buruk dimiliki oleh kedua orangtua dapat menurun pada anaknya.

Beberapa gen ini berkontribusi dalam dwarfisme.

Pada pertengahan abad ke-20, desa ini mulai tersentuh pembangunan jalan dan akses kendaraan yang memudahkan penduduk untuk mencari kebutuhan sehari-hari.

Termasuk memperoleh bahan makanan, sehingga mereka mulai dapat menyantap nasi dan ayam.

Efeknya, dwarfisme di Desa Makhunik mulai berkurang.

Mengutip sputniknews.com pada 2016 lalu, ada sekitar 700 orang yang masih tinggal di Desa Makhunik.

(Twitter/@Nezare)

10 Foto Ini Tunjukkan Hal Tak Terduga yang Bisa Kamu Temui Saat Traveling

Desain rumahnya juga masih mempertahankan unsur-unsur arsitektur Neolitik.

Warnanya juga masih sama seperti saat dulu digunakan sebagai kamuflase dari penjajah.

Berkat warnanya pula, keberadaan desa ini sulit terlihat dari kejauhan.

Halaman
123