"Ini adalah catatan terbanyak kelompok suku terisolasi yang sudah terkonfirmasi di negeri ini," tambah Funai.
Menurut organisasi Survival Internasional, terdapat lebih dari 100 suku terasing di seluruh dunia.
Dahulu, pemerintah kolonial seringkali memaksakan kontak dan integrasi dengan suku yang mereka temui, kini para ahli justru menyarankan menjauhi kontak.
Sehingga, suku-suku terasing itu memiliki kesempatan untuk menentukan masa depan mereka.
"Memaksakan pembangunan terhadap suku-suku ini tidak akan berhasil."
"Bahkan layanan kesehatan, di negara kaya sekali pun, tak ada cukup cara menghadapi penyakit dan kehancuran yang disebabkan para penjarah lahan," demikian laporan terbaru Survival Internasional.
"Banyak warga suku asli ini mengatakan, kepada kami berulang kali, klinik-klinik baru ini gagal menyembuhkan mereka dari penyakit yang tak pernah mereka derita sebelumnya," tambah Survival Internasional.
Pada Juli lalu, wabah cacar menghantam suku Yanomami yang semi-terisolasi yang tinggal di hutan Amazon di perbatasan Venezuela dan Brasil.
Wabah itu membuat puluhan warga suku Yanomami dirawat di rumah sakit dan ratusan lainnya berpotensi tertular karena minimnya vaksinasi atau daya tahan tubuh terhadap penyakit itu.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Satu Suku Terasing Ditemukan di Perbatasan Peru dan Brasil"