Akses berita terupdate se-indonesia lewat aplikasi TRIBUNnews

Sampah Pendakian Dijadikan 'Monumen Plastik' di Gunung Slamet, Idenya Datang dari Keprihatinan

Editor: Apriani Alva
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Monumen Plastik di kawasan Gunung Slamet

TRIBUNTRAVEL.COM - Sebuah bangunan yang disebut "Monumen Plastik" dibangun di kawasan Gunung Slamet, Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah, tepatnya di jalur pendakian Gunung Slamet via Pos Bangbangan.

Monumen ini dibuat dari sampah pendakian para pendaki, dengan rangka bambu, dan disela-selanya diisi botol plastik bekas.

Kepala Bidang Pariwisata Dispora Kabupaten Purbalingga, Prayitno mengatakan, pembuatan monumen ini dirintis pada 2017 oleh para pecinta alam dan kelompok sadar wisata masyarakat sekitar Gunung Slamet.

Prayitno menyebutkan, ide pembuatan monumen plastik ini karena keprihatinan atas banyaknya sampah plastik pendakian para pendaki.

"Berawal dari rasa keprihatinan banyaknya sampah plastik khususnya botol minuman, warga masyarakat Desa Kutabawa, Kecamatan Karangreja yang tergabung dalam Aremba Pala dan kelompok sadar wisata memanfaatkan botol itu sebagai 'monumen sampah plastik'.

Saking banyaknya sampah dan tidak ada pemulung yang mengambil, maka dibuat monumen itu," kata Prayitno kepada Kompas.com pada Kamis (12/7/2018).

Selain itu, lanjut Prayitno, keberadaan monumen ini juga untuk mengingatkan para pendaki agar membawa turun sampah saat melakukan pendakiaan.

Ia berharap, monumen ini menjadi daya tarik tersendiri bagi Gunung Slamet.

"Dengan dibuat monumen, semakin banyak yang berkunjung. Tidak saja hanya pendaki, tetapi juga wisatawan muda-mudi. Karena semakin ramai, akhirnya ditambah wahana selfie deck dari kayu, dan wahana lainnya. tempat selanjutnya disebut dengan View Slamet," papar Prayitno.

Kawasan Gunung Slamet. (Dok. Dispora Kab Purbalingga)

Ke depannya, akan dikembangkan lahan yang akan dibuat menjadi area wisata pendakitan keluarga.

Pemerintah Kabupaten Purbalingga bekerja sama dengan Perhutani untuk mengembangkan rencana ini.

"Pemkab Purbalingga dengan Perhutani telah melakukan MoU, untuk memanfaatkan satu hektar lahan (bukan hutan produksi). Lahan ini berupa lahan rerumputan. Rencananya akan dibuat wisata keluarga pendakian," kata Prayitno.

Pengelolaan sampah pendakian Dihubungi secara terpisah, Kepala Pos Bangbangan Pendakian Gunung Slamet, Slamet Ardiansyah menjelaskan pengelolaan sampah sisa pendakian para pendaki.

Sampah-sampah yang dibawa turun oleh pendaki dikumpulkan pada suatu tempat.

"Jadi kami dari basecamp ada peraturan, wajib pendakian (berapa orang) membawa turun sampah. Itupun kami ada tulisannya, ada larangan-larangannya.

Halaman
12