Akses berita terupdate se-indonesia lewat aplikasi TRIBUNnews

Gunung Agung Erupsi Tiga Kali Sehari, Amankah Berlibur ke Bali Saat Ini?

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Gunung Agung

TRIBUNTRAVEL.COM - Musim panas menjadi waktu yang paling pas bagi wisatawan menghabiskan liburan ke pantai.

Di Indonesia, Bali masih menjadi destinasi paling diminati wisatawan pada libur musim panas tahun ini.

Namun, Gunung Agung yang masih dalam kondisi siaga membuat wisatawan bertanya-tanya, amankah liburan ke Bali saat ini?

Melansir dari laman TribunBali.com, sepanjang Rabu (4/7/2018) hingga sekitar pukul 22.30 Wita tadi malam, Gunung Agung mengalami tiga kali erupsi.

PVMBG melaporkan, pada Rabu (4/7/2018) sekitar pukul 12.20 Wita, erupsi terjadi dengan tinggi kolom abu teramati sekitar 2.500 meter di atas puncak gunung.

Kolom abu teramati berwarna kelabu dengan intensitas tebal condong ke arah barat.

Erupsi ini terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 24 mm dan durasi sekitar 1 menit 58 detik.

Kemudian pada pukul 22.16 Wita juga kembali erupsi, namun tinggi kolom abu tidak teramati.

Erupsi ini terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 22 mm dan durasi sekitar 3 menit 17 detik.

Sebelumnya pada hari yang sama, yakni pukul 05.06 Wita, erupsi memuntahkan abu dengan ketinggian kolomnya teramati sekitar 1.000 meter di atas puncak.

Berdasarkan analisis PVMBG atas data-data visual, seismik, deformasi, geokimia dan citra satelit disimpulkan, Gunung Agung masih rawan untuk terjadi erupsi baik secara eksplosif (strombolian maupun abu) dan efusif (aliran lava ke dalam kawah).

“(Namun) data pemantauan multi-metode terkini mengindikasikan bahwa potensi untuk terjadinya erupsi besar yang disertai awan panas masih belum teramati,” demikian menurut Ir Kasbani MSc, Kepala PVMBG, dalam siaran persnya pada Rabu (4/7/2018) sore.

Kasbani menekankan bahwa aktivitas Gunung Agung masih berada dalam kondisi yang dinamis dan tren aktivitas dapat berubah sewaktu-waktu.

Ancaman bahaya yang paling mungkin terjadi berupa lontaran batu atau lava pijar di dalam hingga ke luar kawah.

Emisi gas vulkanik beracun kemungkinan masih berada di sekitar area kawah puncak.

Halaman
12