Ya, dulu es batu hanya bisa dinikmati kaum elit Belanda yang ada di kawasan Weltevreden (Sawah Besar, Jakarta Pusat) atau Meester (Jatinegara, Jakarta Timur) saja.
Harga 500 gram es batu pada saat itu sekitar 10 sen gulden yang pada saat itu dinilai sangat mahal.
Bahkan orang Belanda biasa tak bisa menikmati segarnya minuman dingin yang dicampur es batu kala itu.
Es batu juga disuguhkan di saat acara-acara penting dan merupakan hidangan mewah.
Baru 25 tahun setelahnya, sebuah pabrik es pertama dibuka di Batavia di jalan Gajah Mada kawasan Petojo.
Karena pabrik tersebut berada di wilayah Petojo maka warga menamai es batu tersebut dengan sebutan Es Petojo.
Pabrik Es Petojo kemudian berkembang ke berbagai daerah di Pulau Jawa di antaranya Bandung, Bogor, Sukabumi, Cirebon, Surabaya, Pekalongan, Semarang dan Solo.
Produk-produk yang dihasilkan Pabrik Es Saripetojo adalah block ice, tube ice, cube ice, crusher ice, dan carving ice.
Baca tanpa iklan