Akses berita terupdate se-indonesia lewat aplikasi TRIBUNnews

Ditakuti Pendaki, Inilah Fakta di Balik Angkernya Pasar Bubrah Gunung Merapi Menurut Sains

Editor: Sri Juliati
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Batas aman pendakian di Pasar Bubrah, Gunung Merapi, Oktober 2017.

TRIBUNTRAVEL.COM - Gunung Merapi kembali mengeluarkan letusan freatik yang membuat warga geger, Jumat (11/5/2018).

Hingga saat ini, Gunung Merapi disebut sebagai satu gunung paling aktif di dunia dan diyakini bisa meletus sewaktu-waktu.

Satu legenda paling terkenal dan menggema di telinga masyarakat mengenai keangkeran Gunung Merapi adalah misteri Pasar Bubrah.

Disebut Pasar Bubrah lantaran hawa mistis dan cerita keangkerannya telah berkembang dan melekat bagi warga sekitar.

Konon kabarnya, tempat tersebut disebut sebagai pasarnya para jin.

Puncak Gunung Merapi dilihat dari Pasar Bubrah, beberapa waktu lalu. (TRIBUNTRAVEL/SRI JULIATI)

Selain itu, Gunung Merapi kerap disangkut-pautkan dengan tokoh mistis bernama Mak Lampir yang sangat kesohor di kalangan penikmat sandiwara radio.

Kisah-kisah tersebut konon bukanlah isapan jempol belaka, banyak masyarakat yang mengamini kisah tersebut.

Bahkan cerita tersebut sudah lama berkembang di masyarakat.

Hal ini sudah menjadi rahasia umum jika gunung yang berada di perbatasan Jawa Tengah dan Yogyakarta ini adalah kawasan angker.

Selain itu, juru kunci Gunung Merapi bernama Mbah Marijan juga sempat beberkan mengenai keberadaan kerajaan gaib di Pasar Bubrah.

Bagi para pendaki, kisah-kisah tersebut tidaklah asing di telinga mereka.

Mereka kerap mendengar tawar-menawar di daerah tersebut, layaknya transaksi manusia di sebuah pasar.

Jika pendaki ingin mengambil benda apapun dari tempat tersebut seperti batu, harus meninggalkan uang recehan dengan menjatuhkannya ke tanah.

Selain kisah mistis yang menyelimuti daerah tersebut, Pasar Bubrah juga terkenal lain daripada yang lain, dari semua lokasi di Gunung Merapi.

Tempatnya yang tandus dan gersang berbeda dengan keadaan lereng dan gunung pada umumnya yang dipenuhi tanaman-tanaman hijau, dan segar.

Tenda para pendaki di Pasar Bubrah, Gunung Merapi, Oktober 2017. (TRIBUNTRAVEL.COM/SRI JULIATI)
Halaman
12