Meski lele sudah bisa dijual sekitar tahun 1970-an akhir di Jakarta, upaya penjualannya tidaklah mulus.
Hartono, salah satu warga Lamongan yang sempat berjualan lele di awal kedatangannya tahun 1980, mengatakan tidak langsung menawarkan lele pada pelanggan.
“Jual lele itu ada prosesnya, memang di Lamongan sudah dijual, tapi dikenalkan ke Jakarta itu gak langsung lele, dicoba ikan-ikan lain dulu, kayak ikan gabus, bawal dan yang lainnya baru lele,” ujar Hartono pada KompasTravel yang saat ini memilih menggeluti usaha spanduk lukisSoto Lamongan di Bekasi, Kamis (1/6/2017).
Ia mengatakan, saat langsung menawarkan lele tanpa pilihan lain pelanggannya belum mengenal dan justru merasa jijik.
Karena ikan lele pada saat itu belum lazim untuk dikonsumsi.
Alhasil ia mencoba memperkenalkannya dengan beragam pilihan ikan lain, sambil memperkenalkan kelezatan lele.
Seiring waktu berjalan, banyak faktor yang akhirnya menjadikan lele sebagai hidangan ikan utama.
“Seperti lele itu lebih tahan lama, lebih segar, setelah dimasak juga akhirnya menyadari dagingnya enak,” ujar Hartono.
Berita ini sebelumnya telah dipublikasikan di Kompas.com dengan judul Kenapa Soto Lamongan Selalu Ditemani Pecel Lele?