Sebaliknya, orang yang masuk ke tipe ancaman egois atau pribadi tidak akan mengalami kondisi tersebut.
"Bagi orang-orang yang peduli tentang kesehatan mereka sendiri atau hanya masa depan keuangan mereka sendiri, akan menganggap perubahan iklim belum menjadi ancaman," kata Helm.
Sementara itu, bagi orang yang masuk tipe ancaman altruistik tingkat tinggi, yang peduli akan generasi penerus, juga akan lebih terlibat dalam penanganan lingkungan dan perilaku pro-lingkungan dibandingkan dengan kelompok egois.
"Perubahan iklim adalah stresor (penyebab stres) global yang terus-menerus dan ancamannya perlahan berkembang dan kita tahu itu akan terjadi. Akan tetapi, kesadaran kelompok egois tampaknya tumbuh sangat lambat, dan perlu dipikirkan dengan sangat serius," kata Helm.
Menurut Helm, perubahan iklim telah menunjukkan dampak kesehatan fisik dan mental, seperti angin topan yang kita alami tahun lalu.
Selain itu, kita juga perlu memerhatikan kesehatan mental orang dalam kehidupan sehari-hari.
"Memahami perbedaan dalam bagaimana orang termotivasi atas ancaman perubahan iklim sangat penting untuk dilakukan agar dapat menemukan cara mengatasi ancaman tersebut, baik dalam bentuk intervensi atau pencegahan," katanya.
Berita ini telah dimuat di Kompas.com dengan judul Selain Lingkungan, Perubahan Iklim Juga Ancam Kesehatan Mental Kita
Baca tanpa iklan