“Bisakah kamu membantu saya keluar dari sini setelah fajar?”
Melihat kondisi istrinya, Yamamoto langsung bergegas meninggalkan rumah untuk meminta bantuan dari tetangganya.
Seorang tetangga memberikannya gergaji lipat, namun tak cukup kuat untuk memotong kayu yang runtuh.
Yamamoto terus mencoba mencari bantuan.
Beberapa jam kemudian, seseorang berteriak, “Api".
Saat dia berbalik ke arah rumahnya, dia sudah dihadapkan pada dinding api besar.
Masih jelas diingatannya, suara gemetar Kazuko saat api mulai mendekat.
Pemandangan itu tak pernah dilupakan Yamamoto.
Dia hanya bisa berteriak putus asa karena rumahnya dilalap api besar.
Pria itu tak mampu menyelamatkan belahan jiwanya karena api yang terlalu besar dan tetangganya yang berusaha mencegahnya masuk.
Yamamoto akhirnya baru bisa kembali ke rumah 4 hari kemudian.
Bersama dengan anaknya, dia mengumpulkan abu Kazuko.
Bagi Yamamoto, kata-kata paling kejam yang dia dengar adalah ucapan " Bertahanlah" yang diucapkan orang-orang yang mencoba menghiburnya.
Meski niat mereka baik, namun kata-kata itu sangat merobek hatinya.
"Ketika kamu tak punya apa-apa lagi, untuk apa dan siapa lagi kamu bisa bergantung," kata Yamamoto.
Baca tanpa iklan