Akses berita terupdate se-indonesia lewat aplikasi TRIBUNnews

Jarang Diketahui, Jaran Goyang Ternyata Mantra Pengasihan! Begini Kisahnya hingga jadi Tari & Lagu

Editor: Sri Juliati
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

NELLA KHARISMA JARAN GOYANG

Nama-nama mantra ilmu merah yang berkaitan dengan asmara, memang paling banyak menggunakan binatang liar yang menjadi peliharaan.

Namun, menurut Hasnan, di antara banyaknya mantra pengasihan, mantra Jaran Goyang yang paling ampuh.

"Nggak perlu waktu lama, kalau sudah dirapalkan bisa langsung jatuh cinta," katanya sambil tersenyum.

Ia juga menjelaskan, nama Jaran Goyang diambil dari perilaku kuda yang sulit dijinakkan, namun jika sudah jinak maka kuda sangat mudah dikendalikan.

"Sama dengan perasaan cinta."

"Awalnya susah dikendalikan tapi kalau sudah jatuh cinta bisa bisa semua baju miliknya dibawa pulang ke rumah pasangannya seperti orang gila.

"Memang korban terbanyak adalah perempuan walaupun tidak menutup kemungkinan laki-laki juga bisa terkena santet Jaran Goyang," kata Hasnan.

Ia menambahkan masyarakat Banyuwangi khususnya Osing sangat terbuka dan tidak menutup diri.

Budaya yang masuk akan diserap dan dikawinkan dengan budaya asli sehingga melahirkan budaya baru.

Selain menjadi tarian, Jaran Goyang juga menginspirasi sebuah lagu dalam bahasa Osing yang berjudul Jaran Goyang yang sempat populer pada tahun 2000-an dan dinyanyikan oleh penyanyi Banyuwangi Adistya Mayasari.

"Saat itu lagu Jaran Goyang juga populer dinyanyikan di mana-mana sampai sekarang tapi menggunakan bahasa daerah Osing," kata Hasnan.

Dengan berjalannya waktu, terinspirasi dari Santet Jaran Goyang, maka terciptalah tari Jaran Goyang.

Slamet Menur (75), seniman tari Banyuwangi menjelaskan, Jaran Goyang pertama kali ditarikan pada tahun 1966.

Oleh penari bernama Darji dan Parmi dari Lembaga Kesenian Nasional (LKN) milik Partai Nasional Indonesia yang saat itu ada di wilayah Kecamatan Genteng Banyuwangi.

Berbeda dengan tari Jaran Goyang saat ini yang ditarikan oleh dua orang yaitu laki-laki dan perempuan.

Halaman
123