Ia kemudian mencetak foto tanaman di plexiglass dan membuat cetakan berpola di alumunium.
"Saya pilih aluminium karena sifatnya domestik. Bahan ini begitu dekat dengan kehidupan kita. Bisa kita temui di sendok atau garpu. Ada pertimbangan dari segi estetika juga, kenapa finishing-nya glossy. Saya ingin draw attention (mencuri perhatian) dan membuat orang ingin memegangnya," sebut Entang.
Pada cetakan aluminium, Entang membuat pola berbentuk fauna, flora, dan manusia dalam bentuk anak-anak yang ditempel di dinding.
Sedangkan di plexiglass berbentuk lingkaran, Entang bermain detail pola dan warna dari potret tanaman.
Plexiglass tersebut ia eratkan satu sama lain membentuk juntaian yang memenuhi dinding.
Ada juga plexiglass yang langsung ditempel di dinding, sehingga dinding memiliki pola polkadot.
Tak hanya dekorasi, Entang juga membuat cetakan aluminium yang dapat membantu anak belajar membuat karya seni.
Caranya anak hanya perlu menjiplak kertas di cetakan aluminium yang tertempel rapat di meja, kemudian mengarsir kertas dengan pensil warna yang telah disediakan.
Jadilah sebuah karya seni cetak yang penuh warna!
Kabar gembiranya lagi tak dipungut biaya sama sekali bagi anak yang ingin melakukan prakarya di Ruang Seni Anak.
Selain Ruang Seni anak, fasilitas yang diberikan Museum Macan bagi pengunjung anak-anak adalah petunjuk untuk memecahkan teka-teki yang dapat dicari di koleksi pameran, dan tur keluarga yang dilaksanakan setiap Sabtu pukul 10.00 dengan maksimal diikuti 20 orang per kelompok.
Tiket masuk biasa (tanpa keanggotaan) di Museum Macan dihargai Rp 50.000 untuk orang dewasa, Rp 40.000 untuk lansia, dan Rp 30.000 untuk anak-anak.
Museum Macan terletak di Jalan Panjang Nomor 5, Jakarta Barat.
Museum ini buka dari Hari Selasa-Minggu, dengan jam operasional mulai pukul 10.00-19.00 WIB.
Tutup di hari Senin dan libur nasional.
Berita ini telah dimuat di Kompas.com dengan judul Apakah Ini Ruang Anak Terindah di Seluruh Museum Indonesia?