"Karena tidak ada yang mengaku sapinya dimasak dan dagingnya dibagi-bagikan kepada semua warga," jelas Bli Putu dengan logat Bali-nya.
Setelah semua daging habis dimakan munculah seorang anak kecil yang mencari hewan ternaknya.
Anak kecil ini bertanya kepada semua warga, namun tak ada satu pun yang tau.
Kepala sapi itu pun akhirnya ditemukan.
Curiga atas kepala hewan ternaknya, anak tersebut bertanya kepada seluruh warga siapa yang telah tega membunuh sapi malang ini.
Satu pun warga tak ada yang tau dan mengaku tentang hal tersebut
"Kan aneh, kalau ada kepala semua makan dagingnya tapi enggak ada yang tau siapa yang membunuh."
Kesal tak ada yang mengaku, anak misterius ini kemudian mengelilingi desa dan selanjutnya menancapkan sebatang lidi di tengah-tengah.
Bli Putu melanjutkan, setelah lidi tersebut ditancapkan di tengah desa, si pemilik sapi ini meminta seluruh warga desa secara bergiliran mencabutnya.
Jika mereka benar-benar tidak melihat siapa yang telah membunuh sapinya, maka lidi ini bisa tercabut dari tanah.
Sayang, sampai giliran orang terakhir di desa tersebut lidi masih kokoh berdiri di atas tanah.
Satu pun tak ada yang bisa mencabutnya dari tanah.
Anak pemilik sapi ini pun akhirnya mencabut lidi.
Nahas, desa itu dengan seketika runtuh tak berbekas.
Dan lambat laun runtuhan desa ini akhirnya berisi air dengan pemandangan yang begitu memukau.
Baca tanpa iklan