TRIBUNTRAVEL.COM - Tak banyak yang tahu, Pulau Mantehage merupakan satu pulau terluar yang di Sulawesi Utara (Sulut).
Padahal pulau ini berjarak tak jauh dengan Kota Manado, ibu kota Sulut.
Dari Manado menuju Mantehage hanya butuh perjalanan laut sekitar 1,5 jam melewati Pulau Bunaken dan Manado Tua di sebelah kiri, dan Pulau Siladen di sebelah kanan.
Sebelum mencapai Pulau Nain, taksi air akan mengambil jalur ke kiri, menuju lokasi Dermaga Buhias, kampung terbesar di Pulau Mantehage.
Berbeda dengan pulau-pulau satelit di sekitar Kota Manado, Mantehage berbentuk datar dan landai.
Pulau ini dikelelingi hutan bakau yang luasnya menyamai luas daratannya.
Dengan luas kawasan bakau yang dimilikinya, Mantehage potensial dikembangkan sebagai destinasi ekowisata.
Tak hanya itu, pulau yang masuk dalam kawasan Taman Nasional Bunaken ini memiliki keanekaragaman hayati yang akan menarik wisatawan menjelajahi Mantehage.
Sebut saja, satwa liar Kus-kus Sulawesi yang populasinya masih mudah dijumpai di pulau yang secara administratif masuk dalam wilayah Kabupaten Minahasa Utara ini.
Di hutan bakaunya, burung Pekaka Bua-bua atau Great-billed Kingfisher dan beberapa jenis burung Raja Udang lainnya mudah terlihat dari arah dermaga.
Dengan suaranya yang khas, Pekaka Bua-bua mudah dikenali.
Selain itu, di Mantehage ternyata ada pula satwa unik Tarsius, yang selama ini identik dengan Taman Wisata Alam Tangkoko di Bitung.
Satwa berukuran mungil dengan bola mata besar ini bisa dijumpai bahkan di kebun warga.
Tunggulah saat menjelang malam, lengkingan suara Tarsius yang saling bersahutan di pohon bambu akan menambah keseruan.
Kepakan burung hantu yang ingin berburu Tarsius juga menjadi pemandangan lain.