TRIBUNTRAVEL.COM - Hintalu jaruk atau dalam Bahasa Indonesia berarti telur asin banyak ditemui di Indonesia.
Telur asin biasanya menggunakan telur itik yang diasinkan dengan metode tertentu.
Masing-masing memiliki ciri khas rasa, sesuai jenis itik penghasil telurnya dan bahan makanannya.
Kalimantan Selatan memiliki jenis itik bernama Itik Alabio (Anas Platurynchos).
Itik Alabio ini sangat terkenal di Kalimantan Selatan sejak dulu sebagai unggas yang dibudidayakan untuk diolah menjadi telur asin.
Oleh orang Banjar, telur asinnya biasa disebut hintalu jaruk. Tekstur dagingnya renyah dan gurih.
Orang Banjar biasa menyantapnya dengan nasi, ikan, sayur dan lemang atau lamang.
Di Banjarmasin, banyak orang menjual hintalu jaruk ini sebagai oleh-oleh.
Biasanya mudah didapat di toko-toko yang menjual oleh-oleh khas Kalimantan Selatan.
Seorang pembuat dan produsen hintalu jaruk di Banjarmasin adalah Nurjannah. Dia biasa memproduksi hintalu jaruk hingga ribuan butir tiap bulannya.
Pelanggannya pun sudah banyak, tak hanya di Kalimantan Selatan, namun hingga ke Jakarta.
"Sebutirnya yang kecil saya jual Rp 3.000 dan yang besar Rp 4.000. Kalau yang mentah atau belum diasinkan Rp 2.400 sebutir," paparnya.
Proses Pembuatannya Cukup Lama
Telur-telur itik yang dipasoknya dari Kabupaten Hulu Sungai Tengah dan Kabupaten Hulu Sungai Selatan, Kalimantan Selatan itu dikukusnya dulu selama tiga jam.
Setelah dikukus, barulah proses candling atau diterawang menggunakan lampu yang diletakkan di alat khusus untuk mengetahui kualitas telur, mana saja yang bisa diolah menjadi hintalu jaruk dan mana yang tidak bisa.
Baca tanpa iklan