Radio Republik Indonesia atau RRI saat itu memiliki acara yang menghadirkan celetukan-celetukan dari Bang Mamad, seorang tukang sado (delman) dan Mpok Atik, seorang tukang gado-gado.
Mereka berdialog dengan mengunakan Bahasa Betawi medok.
Dari acara inilah, gado-gado diyakini sebagai makanan khas Betawi.
Versi lain menyebutkan, gado-gado merupakan peranakan Tionghoa dari pecel Jawa yang sangat disukai oleh Belanda saat itu.
Dari berbagai penalaran tersebut, disimpulkan bahwa gado-gado telah lahir sejak awal abad 20-an dan Jakarta adalah tempat kelahirannya.
Baca tanpa iklan