TRIBUNTRAVEL.COM - Sama seperti moda transportasi pada umumnya, kereta api juga memiliki masa operasi sendiri.
Artinya, kalau sudah tak layak beroperasi ya dipensiunkan.
Atau kereta-kereta yang pernah terlibat kecelakaan, sudah pasti segera dimuseumkan.
Lantas, ke mana perginya lokomotif dan gerbong kereta api yang sudah pensiun?
(Baca juga: Fakta Kereta Api - Bukan Asal Disebar, Ternyata Ini Fungsi Batu Kecil di Sekitar Rel)
Rupanya, aset milik negara tersebut disimpan di sejumlah tempat milik PT KAI, yang tak bisa semua orang bisa melihat dengan mudah.
Satu di antaranya adalah Balai Yasa Yogyakarta, yang menjadi tempat penyimpanan lokomotif tua dari semua daerah di pulau Jawa.
Biaya Perawatan Mahal
Ada 25 lokomotif di sana, yang dulunya mulai beroperasi tahun 1960-an.
Puluhan lokomotif diesel hydraulic itu diletakkan di tanah kosong yang ada di Balai Yasa.
Saat melihat lokomotif afkir itu, pengunjung bisa sejenak bernostalgia, membayangkan bagaimana gagahnya benda itu saat berjalan di atas rel.
(Baca juga: KAI 71 - Nggak Nyangka! Sejarah Kereta Api Berasal dari Kota Ini, Panjang Rute Capai 26 Km)
Menurut Eko Purwanto, EVP Balai Yasa Yogyakarta, biaya perawatan lokomotif cukup mahal.
Suku cadangnya harus order khusus ke pabrik, yang sebagian besar berada di Jerman.
Selain itu, kekuatan dan daya tariknya kecil.