Breaking News:

Mata Lokal Travel

Wisata Wotawati di Kapanewon Girisubo, Gunungkidul, Jogja: Wisata Kerajaan Zaman Dulu

Padukuhan Wotawati, Kapanewon, Girisubo, Gunungkidul, Jogja yang hanya disinari matahari selama 7 jam disulap jadi destinasi wisata ala kerajaan.

KOMPAS.com/Anggara Wikan Prasetya
Pagar di Padukuhan Wotawati, Kapanewon Girisubo, Gunungkidu, Jogja. (17/12/2024). 

TRIBUNTRAVEL.COM - Di salah satu sudut Jogja, tersimpan wisata ala kerajaan-kerajaan zaman dahulu yang wajib dikunjungi.

Desa wisata ini terletak di Lembah Bengawan Solo yang menyimpan keindahan dan juga keunikan.

Padukuhan Wotawati yang terletak di Kalurahan Pucung, Kapanewon Girisubo, Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) akan memiliki wajah baru. 

Baca juga: Jelajah Desa Wisata Jetis, Saptosari Gunungkidul Jogja dengan Paket Jip Tour Telo Wangi

Penampakan pembagunan fasad di rumah warga Pedukuhan Wotawati Gunungkidul, pada Sabtu (9/11/2024).
Penampakan pembagunan fasad di rumah warga Pedukuhan Wotawati Gunungkidul, pada Sabtu (9/11/2024). (Tribun Jogja/Nanda Sagita Ginting)

Baca juga: 5 Pantai Sepi di Gunungkidul Jogja yang Tersembunyi, Cocok untuk Liburan Tenang Jauh dari Keramaian

Dusun ini sedang dilakukan pembangunan penataan untuk persiapan pembukaan destinasi wisata terpadu pada 2025.

Lurah Pucung, Estu Dwiyono mengatakan saat ini pihaknya sedang melakukan penataan kawasan, dengan merenovasi rumah warga dan gapura menggunakan bata merah ekspose berkonsep ala kerajaan Majapahit dan Mataram.

"Sekitar 79 rumah warga akan direnovasi fasadnya dengan konsep ala kerajaan Majapahit dan Mataram untuk persiapan destinasi wisata terpadu," ujarnya saat dikonfirmasi pada Minggu (10/11/2024).

"Kami tidak melakukan perubahan yang baru atau membangun sesuatu dari awal, melainkan hanya memperbaiki dan memoles apa yang sudah ada sebelumnya," lanjutnya. 

Baca juga: Misteri Song Pedang Gunungkidul, Jogja: Tebing Karang Putih dengan Jejak Prasejarah

Baca juga: HeHa Ocean View Panggang Gunungkidul Jogja, Spot Hits dengan Pemandangan Laut Selatan

Dana Rp 5 Miliar

Ia menerangkan dipilihnya konsep ala kerajaan Majapahit dan Mataram, bukan sekadar untuk menarik perhatian wisatawan. 

Namun, lebih jauh terkait sejarah Dusun Wotawati yang dipercaya sebagai salah satu peninggalan kerajaan Majapahit dan Mataram.

2 dari 3 halaman

"Kami sengaja memilih konsep ini, karena Dusun Wotawati dulunya dipercaya sebagai salah satu peninggalan kerajaan Majapahit dan Mataram.

"Kalau dilihat sekilas konsepnya sedikit mirip dengan Bali, namun kami tetap menjaga karakter lokal. Kami memilih bata merah yang identik dengan Majapahit dan Mataram serta gaya khas Jogja dan Gunung Kidul. gerbang-gerbangnya juga disesuaikan dengan budaya lokal," ujarnya.

Penataan kawasan ini sudah berlanngsung sejak Juni 2024 lalu, dengan memanfaatkan Dana Istimewa senilai Rp5 miliar.

"Direncakan, proses penataan ini bakal berlangsung selama tiga tahun ke depan," tutur dia.

Dia  menjelaskan nantinya konsep wisata yang akan dibangun yakni salah satunya menjual keunikan dari Dusun Wotawati.

Sinar Matahari hanya 7 Jam

Padukuhan Wotawati di Dasar Lembah Bengawan Solo Purba.
Padukuhan Wotawati di Dasar Lembah Bengawan Solo Purba. (KOMPAS.com/Anggara Wikan Prasetya)

Dusun ini memiliki fenomena unik hanya disinari matahari selama 7 jam per harinya. Serta, menawarkan keindahan sentra pertanian terpadu serta peternakan.

"Maka dari itu, Kami berharap beberapa rumah warga nantinya bisa menjadi homestay,  jika mereka siap dan layak. Dan, rencananya juga akan dibuat seperti camping ground agar wisatawan bisa menikmati suasana khas pedesaan," ungkap dia.

Dia menyebutkan, sejauh ini memang yang menjadi kendala utama adalah soal akses jalan. Pihaknya pun berencana akan mengkonsep jalur wisata agar memudahkan wisatawan ketika berkunjung.

"Rencananya, akses masuk akan tetap melalui jalur yang sudah ada, dengan tambahan area parkir di bawah. Wisatawan akan masuk dari sana dan keluar melalui jalur ini, menyusuri kawasan hingga ke jalan provinsi arah Pelabuhan Sadeng. Namun, masih ada sekitar 1,7 km yang belum diperbaiki,"ucapnya.

3 dari 3 halaman

Ia menjelaskan, konsep dari Kawasan Wisata Padukuhan Wotawati ini mengarah ke Green Tourism, Wisata Hijau berkelanjutan, tidak berfokus pada banyaknya wisatawan namun bagaimana kualitas wisatawan yang datang.

"Harapannya nanti wisatawan dapat merasakan mendapatkan pengalaman yang luar biasa selain menikmati suasana perkampungan yang sejuk tetapi juga dapat belajar pertanian dan peternakan yang terintegrasi," paparnya.

Jalur Wisata

Pagar di Padukuhan Wotawati, Kapanewon Girisubo, Gunungkidul, Jogja, yang dibuat seperti zaman kerajaan (17/12/2024).
Pagar di Padukuhan Wotawati, Kapanewon Girisubo, Gunungkidul, Jogja, yang dibuat seperti zaman kerajaan (17/12/2024). (KOMPAS.com/Anggara Wikan Prasetya)

Sementara itu, Plt. Bupati Gunungkidul Heri Susanto pun kagum dan mengucapkan banyak terima kasih kepada Paniradya Kaistimewaan yang telah mengucurkan dana untuk membangun Gunungkidul khusunya di Padukuhan Wota-wati.

"Dengan harapan mudah-mudahan kedepan dapat berkolaborasi, bersinergi seperti masterplan yang sudah disampaikan Pak Lurah dalam rangka kawasan wisata terpadu dengan kolaborasi di sektor pertanian dan perikanan dapat memberikan efek yang baik untuk masyarakat," kata dia

Heri Susanto berharap ke depan dapat bersinergi bersama dengan Dinas Pariwisata untuk Pemetaan jalur pariwisata sebagai lokus yang nantinya dapat diintervensi sehingga mengungkit tempat wisata di Gunungkidul,

"Apabila kawasan wisata ini dapat dikelola dengan baik, ke depannya dapat memberikan dampak ekonomi yang baik untuk masyarakat sekitar," terangnya.

(Cynthia/TribunTravel) (TribunJogja)

Selanjutnya
Sumber: Tribun Jogja
Tags:
Desa Wisata WotawatiKapanewon GirisuboGunungkidulJogja
BeritaTerkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved