Breaking News:

CENDERALOKA

Fransmiki Craft: Boneka Miniatur Pakaian Adat dengan Cerita Mendalam dari Jebres, Solo, Jawa Tengah

Fransmiki Craft hadirkan boneka miniatur pakaian adat dengan detail dan cerita budaya, hasil karya Fransiska Santi dari Jebres, Solo, Jawa Tengah.

|
CENDERALOKA
Bag Charm atau Gantungan Tas Boneka Karakter Pria Berpakaian Adat Bali Payas Agung dari Fransmiki. 

TRIBUNTRAVEL.COM - Fransiska Santi, pemilik UMKM Fransmiki Craft yang berlokasi di Jl. Mayor Achmadi no. 21 Perumnas Mojosongo, Solo, telah membangun usaha kerajinan boneka miniatur pakaian adat Indonesia yang penuh detail dan kaya cerita sejak tahun 2019.

Dari awalnya bergabung dalam komunitas pengerajin flanel lewat WhatsApp Group, Fransiska mengembangkan karyanya dari boneka rohani menjadi boneka adat Nusantara yang kini menjadi fokus utama usahanya.

“Awalnya saya bikinnya boneka rohani karena saya Nasrani. Tapi lingkupnya kan belum luas, jadi saya melebarkan sayap ke boneka Nusantara,” ujarnya saat diwawancarai Cenderaloka.

Baca juga: Rekomendasi Pernak-pernik dari Perajin Solo yang Cocok Buat Oleh-oleh

Fransiska Santi, pemilik UMKM Fransmiki Craft, Jebres, Solo, Jawa Tengah
Fransiska Santi, pemilik UMKM Fransmiki Craft, Jebres, Solo, Jawa Tengah (Dok. Fransmiki)

Baca juga: Nasi Kuning Bu Musri: UMKM Bali yang Tetap Eksis Selama 24 Tahun

Pada 2021, Fransiska mulai serius menggeluti boneka adat setelah mengikuti tantangan membuat boneka adat dalam komunitas pengerajin flanel yang diikutinya. 

“Tema waktu itu bikin boneka adat, dari situ saya mulai tertarik,” tambahnya.

Yang membedakan boneka Fransiska dengan kerajinan sejenis adalah detail dan storytelling yang melekat pada setiap boneka.

Ia tak sekadar membuat miniatur pakaian adat, tetapi juga menyertakan kisah asal-usul dan makna budaya dari pakaian tersebut. 

“Setiap boneka saya ada storytelling-nya. Ini pakai adat dari mana, namanya apa, semuanya saya tulis,” kata Fransiska.

Baca juga: Karya Aksara Jawa di Solo, Kerajinan Bernuansa Tradisi yang Cocok untuk Oleh-Oleh

Baca juga: Griya NA: Kerajinan Tas Lukis dan Goni Berkualitas, Unik & Tahan Lama

Misalnya, saat membuat boneka adat Solo, ia memastikan paes dan aksesori khas tampil dengan detail yang sangat mendalam. “Kita mainnya detail, biar seperti miniatur yang benar-benar mewakili pakaiannya,” jelasnya.

Dalam proses kreatifnya, Fransiska mengaku membuat pola sendiri untuk memberikan ciri khas yang berbeda dari boneka flanel pada umumnya yang biasanya berproporsi kepala besar dan badan kecil.

2 dari 4 halaman

“Saya bikin pola dengan proporsi antara badan dan kepala yang seimbang, seperti manekin,” ujarnya.

Namun, pola tersebut juga melalui trial and error hingga mendapatkan bentuk yang pas.

Proses pembuatan gantungan kunci boneka dari miniatur pakaian adat di Indonesia karya Fransmiki, UMKM kerajinan asli Jebres, Solo, Jawa Tengah.
Proses pembuatan gantungan kunci boneka dari miniatur pakaian adat di Indonesia karya Fransmiki, UMKM kerajinan asli Jebres, Solo, Jawa Tengah. (Dok. Fransmiki)

“Kadang tangannya terlalu pendek, saya ubah lagi sampai fix,” tambahnya.

Untuk bahan, Fransiska memilih menggunakan flannel karena sifatnya yang fleksibel dan mudah dibentuk, khususnya untuk bagian kepala yang kecil dan detail.

“Kalau pakai kaos, susah bikin kepala yang kecil-kecil. Flannel lebih fleksibel untuk ukuran bodi dan kepala,” ujarnya.

Meski demikian, tantangan terbesar Fransiska adalah persepsi pasar yang menganggap harga boneka buatannya terlalu mahal dibandingkan bahan yang digunakan.

“Ada yang bilang bahannya murah kok harganya mahal. Tapi mereka tidak lihat proses dan seni yang saya terapkan,” ungkapnya.

Selain itu, kemasan yang rapi dan estetis menjadi nilai tambah, berbeda dengan beberapa produk sejenis yang hanya dibungkus plastik biasa.

“Packaging saya juga saya perhatikan supaya nilai jualnya tetap tinggi,” jelasnya.

Dalam pemasaran, Fransiska memanfaatkan jalur online dan offline.

3 dari 4 halaman

“Saya aktif di Instagram, TikTok, dan Facebook, tapi paling banyak di Instagram,” katanya.

Baca juga: Uniknya Kerajinan Anyaman Rotan di Lhoknga, Aceh yang Patut Buat Oleh-oleh Liburan

Kendalanya adalah kesibukan produksi yang membuat ia sulit konsisten mengelola media sosial.

Meski begitu, Fransiska juga rutin mengikuti pameran yang dianggap efektif untuk mengenalkan produknya.

“Saya selektif ikut pameran, kita harus tahu dulu latar belakang (siapa target pasar dan pengunjungnya) agar tidak zonk,” ujarnya.

Bag Charm atau Gantungan Tas Boneka Karakter Pria Berpakaian Adat Bali Payas Agung dari Fransmiki.
Bag Charm atau Gantungan Tas Boneka Karakter Pria Berpakaian Adat Bali Payas Agung dari Fransmiki. (CENDERALOKA)

Target pasar boneka adat dari Fransiska sendiri cukup spesifik, yaitu kamar-kamar hotel, spa, tempat wisata, dan oleh-oleh untuk turis domestik maupun mancanegara.

“Produk ini cocok untuk souvenir kenegaraan dan oleh-oleh turis yang ingin membawa miniatur budaya Indonesia,” ungkapnya.

Fransiska menegaskan bahwa usaha ini bukan sekadar bisnis, melainkan juga misi edukasi dan pelestarian budaya.

“Saya ingin lewat boneka ini, orang-orang bisa mengenal lebih dekat ragam pakaian adat Nusantara, bukan cuma jual boneka tapi ada nilai edukasi dan cerita di baliknya,” pungkasnya.

Fransmiki Craft terus berkembang sebagai pengrajin boneka miniatur pakaian adat yang menghadirkan keindahan dan kearifan lokal dalam bentuk seni yang unik dan bernilai.

Dengan dedikasi tinggi pada detail dan storytelling, Fransiska Santi membuktikan bahwa kerajinan tangan tidak hanya sebagai komoditas, tetapi juga media pelestarian budaya yang hidup.

4 dari 4 halaman

(Cynthia/TribunTravel)

Selanjutnya
Sumber: Tribun Travel
Tags:
Jawa TengahSoloJebresFransmikiCenderalokaMataLokalUMKMCerita Lokal
BeritaTerkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved