TRIBUNTRAVEL.COM - Banyak yang belum tahu, Rumah Sakit Mata Dr Yap di Jalan Cik Ditiro, Terban, Kota Yogyakarta, bukan hanya tempat layanan kesehatan, tetapi juga menyimpan nilai sejarah.
Di balik fungsinya sebagai rumah sakit mata, gedung ini juga menjadi Museum Dr Yap, yang memamerkan koleksi unik seputar perkembangan dunia medis khususnya oftalmologi atau kesehatan mata di Indonesia.
Baca juga: Itinerary Piknik ke Jogja 1 Hari dari Solo, Rp 185 Ribu Sudah Tiket Wisata & Oleh-oleh

Baca juga: Itinerary Bandung 3 Hari 2 Malam dari Jogja, Budget Rp 1 Jutaan Termasuk Hotel & Sewa Motor
Museum Dr Yap diresmikan pada tahun 1997 dan hingga kini masih mempertahankan bentuk bangunan aslinya.
Bagian bangunan yang kini difungsikan sebagai museum dulunya merupakan bangsal perawatan rumah sakit.
Baca juga: Pesona Pantai Glagah di Temon, Kulon Progo, Jogja, Padukan Laguna dan Tetrapod yang Estetik
Baca juga: 5 Spot Jogging Favorit di Jogja Termasuk Embung Tambakboyo yang Hits
Melalui koleksi yang dipamerkan, pengunjung bisa menelusuri jejak panjang perjalanan rumah sakit yang berdiri sejak awal abad ke-20.
Sejarah Singkat Rumah Sakit Dr Yap
Rumah sakit ini didirikan oleh Dr Yap Hong Tjoen, seorang dokter mata keturunan Tionghoa yang lahir dan besar di Jogja.
Ia menempuh pendidikan di Belanda dan sempat bekerja di Batavia sebelum kembali ke tanah kelahirannya.
Pada awal berdiri, rumah sakit ini bernama Rumah Sakit Prinses Juliana Gasthuis voor Ongglijders, yang berarti Rumah Sakit Princess Juliana untuk penderita sakit mata.
Sebelumnya, Dr Yap membuka praktik di Gondolayu.
Namun karena jumlah pasien yang terus bertambah, klinik tersebut tidak lagi memadai sehingga dipindahkan ke gedung baru yang kini dikenal sebagai RS Mata Dr Yap.
Saat pendudukan Jepang tahun 1942, nama rumah sakit diubah menjadi Rumah Sakit Mata Dr Yap seiring kebijakan nasionalisasi nama-nama Belanda.
Setelah Dr Yap Hong Tjoen pindah ke Belanda pada 1949 untuk menghabiskan masa tuanya, kepemimpinan rumah sakit diteruskan oleh putranya, Dr Yap Kie Tiong.
Baca juga: Itinerary Bali 3 Hari 2 Malam dari Jogja: Paket Hemat Rp 4,4 Juta dengan Hotel & Pesawat
Koleksi Unik di Museum Dr Yap
Mengunjungi museum ini serasa menyelami sejarah perkembangan pengobatan mata di Indonesia.
Beberapa koleksi menarik yang dipamerkan antara lain:
- Perimeter: alat untuk mengukur lapang pandang mata.
- Kursi roda kayu milik Dr Yap Hong Tjoen yang berasal dari tahun 1930-an.
- Andong yang digunakan untuk mengangkut obat, bahan pokok, hingga mengirim surat pada masa awal berdirinya rumah sakit.
- Sepeda ontel dari era kepemimpinan Dr Yap Kie Tiong.
- Alat elektromagnetik untuk mengeluarkan benda asing dari mata pasien, banyak digunakan pada masa perang ketika banyak korban terkena pecahan logam atau kaca.
- Alat sinotopsor, yang berfungsi mendeteksi tingkat kejulingan seseorang melalui penggabungan gambar.
Selain itu, museum ini juga menyimpan berbagai foto dokumentasi dan benda peninggalan yang menggambarkan perjalanan panjang rumah sakit dari masa ke masa.
Peran Edukatif bagi Masyarakat
Museum Dr Yap tidak hanya ditujukan untuk pasien yang tengah menunggu giliran konsultasi, tetapi juga terbuka untuk masyarakat umum.
Banyak pelajar hingga mahasiswa datang untuk melakukan kunjungan edukasi maupun penelitian.
Pada masa pandemi, pihak pengelola sempat membatasi kunjungan dan menerapkan sistem reservasi melalui Instagram resmi @museumdr.yap.
Kini, museum kembali melayani kunjungan lebih luas, meski tetap menjaga kenyamanan dan keteraturan pengunjung.
Keberadaan museum ini menjadi bukti nyata bahwa sejarah medis Indonesia, khususnya dalam bidang oftalmologi, telah berkembang sejak lama.
Koleksi yang dipamerkan dapat menjadi sarana edukasi generasi muda agar lebih memahami perjuangan dokter-dokter terdahulu dalam memberikan pelayanan kesehatan mata.

Bangunan yang Sarat Nilai Sejarah
Satu daya tarik Museum Dr Yap adalah bangunan yang masih mempertahankan arsitektur lama.
Suasana klasik dari rumah sakit tempo dulu masih terasa, menambah pengalaman berbeda bagi pengunjung.
Bangunan ini menjadi saksi bisu dedikasi Dr Yap Hong Tjoen dan generasi penerusnya dalam mengembangkan layanan kesehatan mata di Yogyakarta.
Bagi pecinta wisata sejarah maupun edukasi, museum ini layak masuk dalam daftar destinasi saat berkunjung ke Kota Gudeg.
Tidak hanya menyimpan koleksi medis, museum ini juga menghadirkan cerita tentang dedikasi, perjuangan, dan kontribusi besar seorang dokter yang mengabdikan hidupnya untuk kesehatan masyarakat.
Informasi Kunjungan Museum Dr Yap
Museum Dr Yap berada di kompleks Rumah Sakit Mata Dr Yap, tepatnya di Jalan Cik Di Tiro No. 5, Terban, Kecamatan Gondokusuman, Kota Yogyakarta, Jogja.
Lokasinya strategis, tidak jauh dari pusat kota dan mudah dijangkau dengan transportasi umum maupun kendaraan pribadi.
Jam operasional museum adalah Senin hingga Sabtu pukul 09.00 – 14.00 WIB.
Pengunjung tidak dikenakan biaya masuk khusus, karena Museum Dr Yap menjadi fasilitas edukasi yang terintegrasi dengan layanan rumah sakit.
Museum Dr Yap menjadi satu destinasi wisata edukasi medis yang unik di Jogja.
Dengan koleksi sejarah pengobatan mata tempo dulu, museum ini tidak hanya menghadirkan wawasan baru, tetapi juga mengingatkan masyarakat akan pentingnya kesehatan mata dan perjuangan para dokter di masa lalu.
Jika berkunjung ke Jogja, sempatkan untuk melihat langsung koleksi di Museum Dr Yap.
Selain menambah pengetahuan, pengalaman ini juga akan memperkaya perjalanan wisata sejarah kamu di Kota Gudeg.
TribunTravel
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.