Breaking News:

Gedung Fatahillah: 25 Rahasia Menarik Museum Sejarah Jakarta yang Jarang Diketahui

25 fakta unik Museum Sejarah Jakarta atau Gedung Fatahillah, dari penjara bawah tanah mencekam hingga koleksi bersejarah Batavia tempo dulu.

Photo by CEphoto, Uwe Aranas
Museum Sejarah Jakarta, satu museum terbaik di Jakarta buat dijelajahi. 

TRIBUNTRAVEL.COM - Museum Sejarah Jakarta atau lebih dikenal sebagai Gedung Fatahillah merupakan bangunan bersejarah yang menjadi ikon wisata di kawasan Kota Tua, Jakarta Barat. 

Bangunan dengan cat putih tulang khas kolonial ini tidak hanya menyimpan koleksi benda kuno, tetapi juga kisah kelam masa penjajahan Belanda.

Baca juga: Segera Berakhir! Tarif Transportasi Publik Rp 80 dan Ganjil Genap Ditiadakan di Jakarta, Cek Jadwal

PENJARA BAWAH TANAH - Potret mencekam penjara bawah tanah pria zaman Belanda, kini berada di dalam Museum Sejarah Jakarta, Kota Tua, Jakarta Barat, Minggu (1/6/2025).
PENJARA BAWAH TANAH - Potret mencekam penjara bawah tanah pria zaman Belanda, kini berada di dalam Museum Sejarah Jakarta, Kota Tua, Jakarta Barat, Minggu (1/6/2025). (Wartakotalive/Nuri Yatul Hikmah)

Baca juga: Itinerary Lombok 3 Hari 2 Malam Bujet Rp 3,2 Juta Sudah All In dari Jakarta

Dulu, Museum Sejarah Jakarta berfungsi sebagai pusat pemerintahan Hindia Belanda, tempat persidangan, sekaligus penjara bawah tanah. 

Kini, Museum Sejarah Jakarta menjadi destinasi wisata edukatif yang selalu ramai dikunjungi.

Baca juga: Tiket Masuk Ragunan Akan Naik, Ada Harga Khusus untuk Pemilik KJP dan Warga Jakarta

Baca juga: Itinerary Belitung 3 Hari 2 Malam dari Jakarta, Budget Rp 2 Jutaan Termasuk Tiket Pesawat PP

Berikut 25 fakta unik Museum Sejarah Jakarta yang mungkin belum pernah kamu dengar sebelumnya.

1. Awalnya Bernama Stadhuis (Balai Kota Batavia)

Dibangun tahun 1620, gedung ini awalnya digunakan sebagai Balai Kota Batavia, pusat pemerintahan Belanda di Nusantara.

2. Diresmikan pada Tahun 1710

Bangunan ini diresmikan oleh Gubernur Jenderal Abraham Van Riebeeck pada 1710 setelah selesai dibangun secara penuh.

3. Menggunakan Arsitektur Belanda Abad ke-17

2 dari 4 halaman

Gaya arsitektur khas Belanda terlihat jelas, dengan cat putih tulang, atap tinggi, dan jendela besar yang masih terjaga hingga kini.

4. Pusat Pemerintahan Hindia Belanda

Selama berabad-abad, Gedung Fatahillah menjadi pusat pemerintahan, tempat pengambilan keputusan penting di Batavia.

5. Ruang Sidang di Lantai Dua

Ruang besar dengan meja kayu jati di lantai dua dulunya menjadi tempat sidang Dewan Kotapraja dan Dewan Pengadilan.

6. Sidang Tiga Kali Seminggu

Sidang digelar tiga kali seminggu untuk membahas berbagai kasus, mulai dari perdagangan, perceraian, hingga kriminal.

7. Keputusan Bisa Dibatalkan Gubernur Jenderal

Meskipun ada Dewan Kotapraja, keputusan mereka tidak final. 

Gubernur Jenderal yang berkantor di Benteng Batavia bisa membatalkannya.

3 dari 4 halaman

8. Hukuman Berat untuk Terpidana

Pada masa itu, jenis hukuman yang umum dijatuhkan adalah pancung dan penggal, yang membuat suasana sidang begitu mencekam.

Baca juga: Itinerary Liburan Romantis 1 Hari ke Lembang dari Jakarta: Bujet Rp 900 Ribu untuk Berdua

9. Memiliki Penjara Bawah Tanah

Di lantai dasar, terdapat penjara bawah tanah yang digunakan untuk menahan tahanan kriminal maupun politik.

10. Terdiri dari Enam Ruangan Penjara

Ada lima sel untuk tahanan laki-laki dan satu sel untuk perempuan, masing-masing dengan kondisi yang berbeda.

11. Sel Laki-Laki Sempit dan Sesak

Satu ruangan berukuran 6x3 meter bisa menampung hingga 50 orang tahanan sekaligus, membuat kondisinya pengap.

12. Tahanan Diberi Pemberat Bola Besi

Untuk mencegah pelarian, tahanan laki-laki diberi bola besi di kaki. 

4 dari 4 halaman

Bola-bola besi ini masih tersimpan hingga sekarang.

13. Sel Perempuan Menghadap Taman Fatahillah

Sel perempuan menampung 20–35 orang. 

Meski lebih terang karena ventilasi, kondisinya kerap tergenang air ketika hujan.

14. Tahanan Banyak Meninggal Sebelum Dieksekusi

Karena kondisi buruk, sempit, dan adanya penyakit menular, sekitar 83 persen tahanan meninggal sebelum menjalani hukuman.

15. Cut Nyak Dhien Pernah Ditahan di Sini

Pahlawan nasional asal Aceh ini sempat ditahan di penjara bawah tanah sebelum diasingkan ke Sumedang tahun 1906.

16. Pangeran Diponegoro Juga Pernah Ditahan

Pahlawan asal Jawa ini ditempatkan di kamar khusus di atas penjara perempuan sebelum akhirnya diasingkan ke Makassar pada 1833.

17. Eksekusi Terakhir pada Tahun 1896

Hukuman mati terakhir tercatat dilakukan pada 1896, sebelum penjara bawah tanah resmi ditutup.

18. Penjara Ditutup Tahun 1846

Setelah ditutup, tahanan yang masih hidup dipindahkan ke penjara di Harmoni dan gedung pengadilan yang kini menjadi Museum Seni Rupa.

19. Memiliki 23.500 Koleksi Benda Bersejarah

Museum menyimpan ribuan koleksi dari berbagai era, mulai dari zaman Hindu-Buddha, kolonial, hingga kemerdekaan.

20. Koleksi Lukisan Gubernur Jenderal

Lukisan para Gubernur Jenderal Belanda terpajang rapi di berbagai ruang museum.

21. Ada Miniatur Kota Batavia

Pengunjung bisa melihat miniatur Kota Batavia yang menggambarkan suasana Jakarta tempo dulu.

22. Lorong Panjang dan Tangga Kayu Masih Asli

Suasana kolonial semakin terasa dengan lorong panjang dan tangga kayu yang tetap terjaga hingga kini.

23. Meja Kayu Jati Masih Tersimpan

Meja sidang yang terbuat dari kayu jati tetap berada di ruang sidang lantai dua, menjadi saksi bisu keputusan masa lalu.

24. Fungsi Lain Selain Pusat Pemerintahan

Gedung ini juga digunakan untuk urusan pajak, perjanjian dagang, hingga legalisasi perjanjian budak belian.

25. Sekarang Jadi Wisata Edukatif

Kini, Gedung Fatahillah menjadi museum yang ramai dikunjungi pelajar, keluarga, hingga turis mancanegara untuk belajar sejarah.

PENJARA BAWAH TANAH - Potret mencekam penjara bawah tanah pria zaman Belanda, kini berada di dalam Museum Sejarah Jakarta, Kota Tua, Jakarta Barat, Minggu (1/6/2025).
PENJARA BAWAH TANAH - Potret mencekam penjara bawah tanah pria zaman Belanda, kini berada di dalam Museum Sejarah Jakarta, Kota Tua, Jakarta Barat, Minggu (1/6/2025). (Wartakotalive/Nuri Yatul Hikmah)

Tiket Masuk dan Jam Operasional Museum Sejarah Jakarta

Museum Sejarah Jakarta berlokasi di Taman Fatahillah No.1, Pinangsia, Kecamatan Taman Sari, Jakarta Barat, DKI Jakarta 11110

Jam buka: Selasa–Minggu, pukul 09.00–15.00 WIB (Senin & libur nasional tutup)

Harga tiket weekday (Selasa–Jumat):

Dewasa: Rp 10.000

Mahasiswa & Anak-anak: Rp 5.000

Turis asing: Rp 50.000

Harga tiket weekend (Sabtu–Minggu):

Dewasa: Rp 15.000

Mahasiswa & Anak-anak: Rp 5.000

Turis asing: Rp 50.000

Tips Berkunjung ke Museum Sejarah Jakarta

  • Datang Lebih Pagi

Sebaiknya datang saat museum baru buka, sekitar pukul 09.00 WIB, agar bisa menjelajahi semua sudutnya tanpa terburu-buru.

  • Gunakan Pakaian Nyaman

Karena akan banyak berjalan dan naik tangga kayu, kenakan alas kaki yang nyaman serta pakaian santai.

  • Bawa Air Minum

Meski museum tidak menyediakan banyak fasilitas minum, membawa air minum sendiri akan membantu menjaga stamina.

  • Gunakan Panduan atau Pemandu Wisata

Untuk memahami cerita di balik koleksi, manfaatkan pemandu wisata atau audio guide jika tersedia.

  • Kunjungi Penjara Bawah Tanah dengan Hati-Hati

Area ini gelap dan pengap. Perhatikan anak-anak dan orang yang sensitif terhadap tempat sempit.

  • Ambil Foto di Spot Ikonik

Taman Fatahillah, lorong-lorong panjang, dan tangga kayu adalah spot foto favorit pengunjung.

  • Rencanakan Waktu Kunjungan Minimal 2–3 Jam

Dengan waktu ini, kamu bisa menikmati seluruh koleksi, ruang sidang, dan penjara bawah tanah tanpa terburu-buru.

  • Gunakan Transportasi Umum

TransJakarta dan KRL Commuter Line mudah dijangkau. 

Turun di Stasiun Jakarta Kota, lalu berjalan kaki menuju museum.

  • Persiapkan Uang Tunai untuk Tiket

Tiket masuk masih dibeli secara langsung, jadi siapkan uang tunai sesuai kategori tiket.

  • Pelajari Sejarah Singkat Sebelumnya

Membaca artikel atau menonton video tentang Batavia dan Gedung Fatahillah sebelum berkunjung membuat pengalaman lebih seru.

Museum Sejarah Jakarta atau Gedung Fatahillah bukan sekadar bangunan tua di Kota Tua Jakarta

Di balik tembok putihnya, tersimpan kisah perjuangan, penderitaan, sekaligus warisan berharga bangsa Indonesia.

Dengan harga tiket yang terjangkau, pengunjung bisa menyusuri lorong sejarah, melihat koleksi berharga, hingga merasakan suasana Batavia tempo dulu. 

Tak heran jika museum ini menjadi destinasi wajib bagi siapa saja yang ingin memahami sejarah Jakarta lebih dekat.

Ambar/TribunTravel

Selanjutnya
Tags:
JakartaJakarta BaratTaman SariPinangsiaMuseum Sejarah Jakarta
BeritaTerkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved