Breaking News:

Mata Lokal Travel

Skywalk Tengku Buwang Asmara, Spot Terbaik di Siak, Riau untuk Berburu Keindahan Sunset

Skywalk Tengku Buwang Asmara di Kabupaten Siak, Riau bisa menjadi tempat wisata pilihan untuk menikmati sore hari dengan sunset yang menawan.

Tribunpekanbaru.com/Mayonal Putra
WISATA SIAK - Suasana Skywalk Tengku Buwang Asmara dengan lampu-lampu estetik pada malam hari, Rabu (30/7/2025). 

TRIBUNTRAVEL.COM - Skywalk Tengku Buwang Asmara menjadi salah satu spot favorit di Kabupaten Siak untuk menikmati sore hari.

Bagaimana tidak, pemandangan matahari terbenam di Skywalk Tengku Buwang Asmara begitu menawan.

SKYWALK - Salah satu bentangan kaca bening di skywalk Tengku Buwang Asmara yang memacu adrenalin saat melintasinya, Rabu (30/7/2025).
SKYWALK - Salah satu bentangan kaca bening di skywalk Tengku Buwang Asmara yang memacu adrenalin saat melintasinya, Rabu (30/7/2025). (Tribunpekanbaru.com/Mayonal Putra)

Cahaya jingga tampak membias di langit Mempura.

Pantulan cahaya yang indah di atas permukaan Sungai Siak dan muara Sungai Melengo semakin menambah pesonanya.

Baca juga: Daya Tarik & Harga Tiket Masuk Pancuran 13 Guci Tegal, Pemandian Air Hangat di Tengah Pegunungan

Di tengah aliran yang tenang, tampak sebuah jalur memanjang lebih dari satu kilometer.

Jalur tersebut seakan menjadi penghubung antara dua dunia yang berbeda.

Ya, pemandangan itulah yang bisa dijumpai selagi mengunjungi Skywalk Tengku Buwang Asmara.

Dibangun di atas Sungai Melengo dan di bibir Sungai Siak, Kabupaten Siak, Provinsi Riau, jembatan layang pejalan kaki ini menghubungkan dua kampung tua, Kampung Tengah dan Benteng Hulu.

Di atas ketinggian 12 meter dari permukaan sungai, orang-orang menapaki lantai kaca transparan sambil memandang ke sekeliling, ke sejarah, ke sungai dan ke arah masa depan.

Baca juga: Harga Tiket Masuk Dangdeur Van Java, Tempat Wisata di Bandung dengan Kereta Mini di Tengah Sawah

Skywalk ini menjadi wajah baru Mempura, bagian dari kawasan kota pusaka Siak Sri Indrapura yang sarat nilai sejarah.

2 dari 4 halaman

Proyek ini dibangun sejak 2022 dan rampung pada akhir 2024.

Kini, lintasan sepanjang 1.177 meter itu tak hanya menjadi penghubung wilayah, tapi juga ruang temu warga dan wisatawan yang haus akan pengalaman baru.

SKYWALK - Sejumlah wisatawan mengabadikan momen di titik lorong dancing light skywalk Tengku Buwang Asmara di malam hari, Rabu (30/7/2025).
SKYWALK - Sejumlah wisatawan mengabadikan momen di titik lorong dancing light skywalk Tengku Buwang Asmara di malam hari, Rabu (30/7/2025). (Tribunpekanbaru.com/Mayonal Putra)

Saat senja menurun, lampu-lampu skywalk menyala satu per satu.

Cahaya lembut dari bohlam sferis menciptakan siluet pejalan kaki yang seolah melayang di udara.

Di titik tengah bentangan, lantai kaca sepanjang 42 meter menjadi tempat favorit pengunjung untuk berfoto, berswafoto, atau sekadar berdiri diam menatap riak air yang memantulkan langit.

Baca juga: Itinerary 1 Day Trip Samosir dari Medan, Budget Rp 800 Ribuan untuk 3 Orang Termasuk Tiket Feri PP

“Saya enggak nyangka bakal sebagus ini. Apalagi saat matahari mulai tenggelam,” kata Jihan (17), pelajar SMAN 1 Siak yang datang bersama temannya, Rabu (30/7/2025).

Ia beberapa kali berhenti untuk mengambil gambar dari berbagai sudut, terpukau oleh pemandangan yang menurutnya sulit ditemui di tempat lain.

Jalur pedestrian ini memang tak hanya menawarkan panorama.

SKYWALK - Suasana skywalk Tengku Buwang Asmara dengan lampu-lampu estetik pada malam hari, Rabu (30/7/2025).
SKYWALK - Suasana skywalk Tengku Buwang Asmara dengan lampu-lampu estetik pada malam hari, Rabu (30/7/2025). (Tribunpekanbaru.com/Mayonal Putra)

Dari sisi jembatan, pengunjung bisa melihat kemegahan Istana Asserayyah Hasyimiyah dari kejauhan, simbol kejayaan Kesultanan Siak yang berdiri di seberang sungai.

Sementara ke arah hilir, lalu lalang tongkang industri kayu masih terlihat setia melintasi alur sungai, menambah dimensi historis pada pengalaman menyusuri skywalk.

Baca juga: 4 Tempat Wisata Gratis di Palembang yang Bisa Dijelajahi dengan Jalan Kaki

3 dari 4 halaman

“Jangan dipikir bahwa ini hanyalah seonggok infrastruktur, bukan. Skywalk mengangkat kembali warisan yang selama ini nyaris tenggelam,” ujar Tekad Perbatas Setia Dewa, Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Siak.

Nama “Tengku Buwang Asmara” dipilih sebagai penghormatan kepada sultan kedua Kesultanan Siak, tokoh penting dalam sejarah awal kerajaan ini.

Pemerintah daerah juga tengah mengusulkan nama itu sebagai pahlawan nasional.

Maka, skywalk ini menjadi bentuk monumen yang tak hanya bisa dilihat, tapi juga dilalui.

Di siang hari, skywalk menjadi ruang eksplorasi.

Di malam hari, ia menjelma sungai cahaya. Lampu trase yang dipasang di pagar logam berpola expanded metal menciptakan bayangan geometris di permukaan sungai.

Pengunjung seolah berjalan di atas lintasan futuristik yang bersanding dengan panorama klasik kota tua.

Aktivitas warga pun mulai bergeliat di sekitar jembatan.

Di pintu masuk Kampung Tengah, pedagang makanan dan minuman berdiri di bawah tenda-tenda kecil.

Jajanan khas seperti gorengan, es cendol, laksa dan kopi tubruk dijual bersebelahan dengan kerajinan tangan khas Melayu.

4 dari 4 halaman

Beberapa seniman lokal juga tampak menggambar, bermain biola, atau membacakan puisi.

“Skywalk ini memberi dampak besar bagi masyarakat, terutama dalam membuka peluang ekonomi kreatif,” kata Tekad.

 Ia menyebut kawasan tersebut kini menjadi ruang budaya yang tumbuh secara organik dari partisipasi warga.

Tak hanya warga lokal, wisatawan dari daerah lain pun mulai berdatangan.

Data sementara Dinas Pariwisata Siak mencatat peningkatan kunjungan sejak awal 2025.

Kehadiran skywalk menjadi pelengkap dari atraksi wisata yang telah lebih dulu ada, seperti wisata sejarah, religi, dan budaya Melayu.

Bagi keluarga yang membawa anak-anak atau tidak ingin melintasi jembatan kaca, tersedia taman mini dan area duduk yang nyaman di sisi pintu masuk.

Tempat ini menjadi titik tunggu sekaligus area santai yang dirancang terbuka agar tetap terhubung dengan suasana sekitar.

Menurut Yance Pasyah, Kepala Bidang Destinasi dan Industri Wisata Dinas Pariwisata Siak, harga tiket masuk Skywalk Tengku Buwang Asmara dipatok cukup terjangkau.

Tiket domestik dijual Rp 10.000 untuk dewasa dan Rp 5.000 untuk anak-anak pada hari biasa.

Tarif libur sedikit naik menjadi Rp 15.000 dan Rp 8.000.

Sementara untuk wisatawan mancanegara, harga tiket hari biasa masing-masing Rp 25.000 (dewasa) dan Rp 15.000 (anak-anak).

Di akhir pekan dan hari libur, tarif naik menjadi Rp 30.000 untuk dewasa dan Rp 20.000 untuk anak-anak.

 “Kita sedang gencar melakukan promosi, karena skywalk ini masih baru. Kita mendesain promosi agar Siak bisa menjadi destinasi alternatif masyarakat,” kata Yance.

Dinas Pariwisata menargetkan pendapatan asli daerah (PAD) dari skywalk ini sebesar Rp 550 juta pada 2025.

Target ini didukung dengan berbagai agenda promosi, termasuk pertunjukan seni, festival budaya, hingga kegiatan outdoor di area sekitar jembatan.

Keberadaan skywalk memberi warna baru dalam lanskap wisata Siak.

Ia menunjukkan bahwa kota pusaka tak berarti harus tertinggal.

Baca juga: Panduan Lengkap Liburan ke Kebun Binatang Surabaya, Cek HTM Terbaru, Lokasi dan Jam Operasionalnya

Justru sebaliknya, kota yang mampu merawat sejarah sambil menjemput masa depan adalah kota yang paling siap berjalan ke depan.

Dan di atas lantai kaca yang bening, ketika langit Mempura kembali tenang setelah senja, langkah kaki para pengunjung terdengar menggema.

Barangkali mereka sedang menyusuri  lintasan batin, menyusuri kembali sejarah, menyongsong hari esok.

(Tribunpekanbaru.com/Mayonal Putra)(TribunTravel.com/mym)

Artikel ini telah tayang di TribunPekanbaru.com dengan judul Meniti Senja, Menyambung Jejak Siak di Skywalk Tengku Buwang Asmara

Selanjutnya
Tags:
Skywalk Tengku Buwang AsmaraRiauSiakMataLokalTravel Riau Fantasi
BeritaTerkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved