TRIBUNTRAVEL.COM - Gunung Rinjani menjadi salah satu tujuan impian bagi para pendaki.
Dengan ketinggian 3.726 meter di atas permukaan laut (mdpl), Gunung Rinjani menawarkan lanskap memukau dan memanjakan mata.

Gunung Rinjani memiliki beberapa jalur pendakian, yaitu Jalur Sembalun, Senaru, Aik Berik, Torean, Timbanuh, dan Tete Batu.
Umumnya para pendaki akan naik melalui Jalur Sembalun dan turun melalui Jalur Torean.
Jalur Torean sering disebut sebagai "Jurassic Park-nya Rinjani" oleh para pendaki.
Julukan ini tidak berlebihan, sebab jalur ini menyajikan lanskap alam yang hijau, liar, dan masih sangat alami.
Jalur Torean menghadirkan pemandangan hutan tropis yang masih perawan, penuh dengan pepohonan rindang serta flora dan fauna endemik yang membuat perjalanan terasa seperti ekspedisi ke alam liar.
Baca juga: Itinerary Pendakian Gunung Andong 2 Hari 1 Malam, Start dari Solo Budget Rp 400 Ribuan untuk 2 Orang
Selama perjalanan, pendaki akan menjumpai aliran sungai yang jernih dan menyegarkan, menjadi momen penyegar di tengah perjalanan panjang.
Meski demikian, Jalur Torean memiliki medan yang bisa dibilang cukup sulit.
Jalur sempit dengan kemiringan antara 45 hingga 60 derajat menjadi tantangan tersendiri.
Ditambah dengan keberadaan jurang curam sedalam hingga 100 meter di sisi kiri dan kanan.
Dibanding jalur lainnya, Torean memang tergolong lebih ekstrem.

Selain jalur yang curam, ada bagian-bagian yang mengharuskan pendaki menuruni anak tangga nyaris vertikal, menyeberangi sungai kering, dan bahkan harus berpegangan pada tali untuk melewati jalur sempit dan terjal.
Jalur ini seringkali membuat antrean karena sempitnya jalan dan sulitnya medan.
Untuk itu, sebelum mendaki Gunung Rinjani via Torean harus mengetahui beberapa tips.
Baca juga: Wisata Selak Aik Bawak Lombok Tengah NTB Tawarkan River Tubing hingga Camp Ground
Berikut sejumlah tips mendaki atau turun Gunung Rinjani melalui Jalur Torean.
1. Sebaiknya digunakan sebagai jalur turun
Jalur Torean lebih aman untuk fisik karena kontur turun lebih bersahabat.
Umumnya rute ini dipilih setelah summit via Sembalun atau Senaru dan menginap di Danau Segara Anak.
2. Gunakan sepatu trekking yang grip-nya kuat
Beberapa bagian jalur berupa tanah gembur atau batu licin.
Hindari memakai sandal gunung biasa karena rawan terpeleset di turunan.
3. Siapkan trekking pole
Jalur Torean memiliki trek menurun panjang dan menguras lutut.
Trekking pole membantu menjaga keseimbangan dan mengurangi cedera.

4. Bawa jas hujan dan dry bag
Jalur Torean sering dilewati sungai kecil dan rawan hujan.
Bawa dry bag untuk melindungi barang-barang elektronik dan pakaian.
Baca juga: Itinerary Pendakian Gunung Butak via Panderman 2 Hari 1 Malam Budget Rp 200 Ribuan
5. Hindari mendaki saat musim hujan
Jalur menjadi sangat licin dan berbahaya karena berada di sisi jurang dan sungai deras.
Potensi longsor juga lebih tinggi di musim hujan.
LIHAT JUGA:
6. Waspadai jurang dan jalur sempit
Banyak jalur hanya selebar 1-1,5 meter dengan tebing atau jurang di satu sisi.
Untuk itu, perlu fokus dan jaga jarak antar anggota tim.
7. Gunakan guide lokal
Jalur Torean tidak sepopuler Sembalun atau Senaru dan cukup minim penunjuk jalan.
Guide akan membantu navigasi dan menjamin keamanan.
(TribunTravel.com/Sinta)(TribunLombok.com/Laelatunniam)
Artikel ini telah tayang di TribunLombok.com dengan judul Bak Jurassic Park, Berani Coba? Ini Jalur Pendakian Paling Ekstrem di Rinjani.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.