Breaking News:

Mata Lokal UMKM

Langkah Kecil dari Girilayu, Intip Kisah Reni dan Misi Menjaga Napas Batik Leluhur

Kisah Reni seorang pengusaha muda di balik Batik Tresno Dharma khas Girilayu Karanganyar yang tetap melestarikan budaya leluhur secara turun-temurun.

instagram.com/batik_tresnodharma
UMKM KARANGANYAR - Batik Tresno Dharma di Girilayu, Matesih, Karanganyar, saat dikunjungi berbagai kalangan, Jumat (11/7/2025). 

TRIBUNTRAVEL.COM - Di balik keindahan alam Karanganyar yang menyejukkan, tersembunyi sebuah desa bernama Girilayu.

Lokasinya berada di Kecamatan Matesih, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah.

Batik Tresno Dharma, Karanganyar, Melestarikan Budaya Leluhur.
Batik Tresno Dharma, Karanganyar, Melestarikan Budaya Leluhur. (instagram.com/batik_tresnodharma)

Girilayu cukup menarik perhatian lantaran kaya akan warisan budaya.

Desa ini bahkan populer dengan sebutan Kampung Batik Girilayu.

Baca juga: Punya Mini Zoo, Destinasi Ini Jadi Favorit Masyarakat di Karimun, Kepri untuk Habiskan Waktu Luang

Menjadi pusat pelestarian tradisi membatik, Girilayu telah diwariskan dari generasi ke generasi sejak masa Mangkunegaran.

Salah satu tokoh yang berperan aktif menjaga dan mengembangkan budaya tersebut adalah Reni Suprihatin (32).

Ia adalah seorang pemilik usaha Batik Tresno Dharma.

Perjalanan membatik Reni sudah dimuali sejak usia sekolah dasar (SD).

Berbekal pengalaman sebagai pengrajin batik di Solo dan Sukoharjo, Reni memutuskan untuk mendirikan usaha batiknya sendiri pada tahun 2018.

Baca juga: Rayakan Gelar Skytrax 2025, Cathay Pacific Tawarkan Tiket Promo hingga Rp 2,2 Juta, Cek Rutenya

Reni menceritakan bagaimana latar belakang usaha batiknya yang berasal dari pengalamannya sebagai pengrajin.

2 dari 4 halaman

"Latar belakangnya sih (saya) dari pengrajin di Solo, sekarang buat usaha batik," ungkap Reni.

Sejak kecil, ia telah akrab dengan dunia membatik, mengikuti jejak keluarganya yang telah lama berkecimpung dalam industri ini.

Tentu saja keputusan ini dilatarbelakangi oleh keinginannya untuk menciptakan karya yang mencerminkan identitas dan kreativitasnya sendiri.

Batik Tresno Dharma, Karanganyar, Melestarikan Budaya Leluhur.
Batik Tresno Dharma, Karanganyar, Melestarikan Budaya Leluhur. (instagram.com/batik_tresnodharma)

Ciri Khas Batik Tresno Dharma

Berbeda dengan motif batik pada umumnya yang berwarna gelap, Batik Tresno Dharma dikenal dengan motif dan warna yang khas.

Reni berinovasi dengan menciptakan batik selain motif klasik yang telah diwariskan dari nenek moyangnya ada juga batik dengan desain kontemporer hasil kreasinya sendiri.

"Kalau batik motif klasik biasanya udah pakem. Tpi kalau desain baru, biasanya buat sendiri," jelasnya.

Baca juga: Daya Tarik Pantai Lewolein di Lembata NTT, Tawarkan Lanskap Gunung Ile Lewotolok

Di Batik Tresno Dharma, Reni menciptakan warna-warna cerah dan teknik gradasi menjadi ciri khas batik buatannya, memberikan nuansa segar namun tetap menghormati tradisi.

"Teknik penciptaan batiknya saya menggunakan teknik gradasi. Dalam proses pewarnaannya ada warna muda dan warna tua yang kemudian dicampur," jelas Reni.

Sementara itu, dari segi desain yang dibuat sendiri, Reni mengatakan bahwa motifnya adalah kontemporer sehingga tidak ada makna tertentu.

3 dari 4 halaman

"Kalau motif yang saya buat sendiri itu kontemporer kak, jadi tidak ada makna yang tertentu," ujarnya.

Batik Tresno Dharma, Karanganyar, saat Melangsungkan Pameran UMKM.
Batik Tresno Dharma, Karanganyar, saat Melangsungkan Pameran UMKM. (instagram.com/batik_tresnodharma)

Meski demikian, tak menutup kemungkinan bahwa ia menerima pemesanan desain yang biasanya dipesan sesuai daerah masing-masing.

"Tapi biasanya ada ciri khas daerah yang dipesan, seingga bisa by request," jelasnya.

Baca juga: Itinerary Semarang 3 Hari 2 Malam dari Ngawi, Liburan Bareng Sahabat dengan Bujet Berdua Rp 1,7 Juta

Proses Pembuatan Batik

Untuk proses pembuatan batik di Batik Tresno Dharma dimulai dengan penyediaan kain, seperti primis, prima, primis sandforidz, dan sutera.

Reni menceritakan bagaimana proses pembuatan batik secara garis besar.

"Pertama, menyediakan kain. Kemudian setelah it menyiapkan pola yang akan dibuat," jelas Reni.

Setelah itu, pola digambar di atas kain, kemudian dilakukan proses membatik dengan malam lilin dan pewarnaan.

"Setelah (ada) pola di atas kainnya, lalu dibatik pertama. Setelah itu diwarna," tutur Reni.

Lama proses pembuatan untuk motif sederhana, proses ini memakan waktu sekitar satu minggu.

4 dari 4 halaman

Namun, untuk motif yang lebih kompleks, bisa memakan waktu hingga satu bulan.

"Kalau motifnya penuh itu satu bulanan. Soalnya proses pencelupan sampai dua kali," kata Reni.

Tantangan dan Strategi Pemasaran

Di tengah berkembangnya mode, tentu saja, ada tantangan tersendiri dalam menjalankan usaha batik yang sudah dikenalnya sejak belia.

Salah satu tantangan yang dihadapi Reni adalah preferensi pasar terhadap warna batik.

"Batik itu (yang biasa dicari) adalah warna Solo yang cokelat hitam, tapi warna itu di sini (di Batik Tresno Dharma) belum terlalu tren," tutur Reni.

Sehingga untuk mengatasi hal ini, Reni menjalin kerja sama dengan berbagai pihak, termasuk relasi di luar Jawa, untuk memperluas jangkauan pasarnya. 

"Akhirnya kita kerja sama sama relasi yang mau nerima warna itu," tambahnya.

Baca juga: Budaya Bisa Jadi Gaya: Elyaza Hadirkan Tas Daur Ulang Kekinian untuk Wisatawan

Menjaga Warisan Budaya

Dalam upaya menjaga warisan budaya, Batik Tresno Dharma tidak hanya berfokus pada aspek komersial, tetapi juga pada pelestarian budaya. Reni berharap generasi muda dapat meneruskan tradisi membatik.

"Kalau tidak meneruskan, nanti akan berhenti. Jadi agar ada penerus untuk generasi selanjutnya," ungkapnya.

Ternyata, upaya ini sejalan dengan semangat masyarakat Girilayu yang terus berinovasi dalam motif dan teknik pewarnaan, seperti pengembangan motif durian dan manggis, serta motif khas seperti Monumen Tri Dharma seperti yang dipasarkan.

(Cynthiap/Tribunshopping.com)(TribunTravel.com/mym)

Artikel ini telah tayang di Tribunshopping.com dengan judul Batik Tresno Dharma, Pengusaha Muda yang Lestarikan Budaya Leluhur Turun-Temurun

Selanjutnya
Tags:
MataLokalUMKMKaranganyarGirilayuBatik Tresno Dharma Rohadi Widodo
BeritaTerkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved