Breaking News:

Transformasi Batik Saraswati: Perjalanan dari Batik Tradisional ke Kebaya Modern yang Elegan

Satu hal yang membedakan Batik Saraswati dengan merek kebaya lainnya adalah perpaduan antara desain kasual dan tradisional. 

Tribun Shopping
Batik Saraswati menggabungkan desain kebaya dengan gaya kasual. 

TRIBUNTRAVEL.COM - Batik Saraswati, yang kini dikenal luas oleh pecinta batik dan kebaya, merupakan merek yang didirikan oleh Ambar pada tahun 2011. 

Awalnya, bisnis ini hanya berfokus pada produksi batik tradisional. 

Baca juga: Cantiknya Koleksi Batik Mayangsari, Hadirkan Motif Unik Bisa Buat Oleh-oleh dari Solo

Kebaya Batik Saraswati dapat dengan mudah dipadukan dengan celana jeans atau bawahan lainnya
Kebaya Batik Saraswati dapat dengan mudah dipadukan dengan celana jeans atau bawahan lainnya (Tribun Shopping)

Baca juga: Berawal Bikin Masker, Mamnich Kini Produksi Produk Batik & Tenun yang Jadi Buah Tangan dari Solo

Namun, seiring berkembangnya tren fashion, Batik Saraswati mulai merambah ke dunia kebaya modern yang lebih fleksibel dan kasual.

Dua tahun lalu, Ambar memutuskan untuk mengubah arah desain kebayanya. 

Baca juga: Uniknya Batik Printing Nusantaraart Laweyan Solo, Pelanggan Bisa Memilih Desain Sesuai Keinginan

Baca juga: Eksis Sejak 1972, Begini Cara Apik Batik Gunawan Setiawan di Solo Melestarikan Warisan Budaya

Terinspirasi oleh gaya elegan Dian Sastro, ia mulai menciptakan kebaya dengan desain yang lebih modern dan kasual. 

Keputusan ini ternyata sukses besar di pasaran, terutama karena pada saat itu belum banyak merek lain yang berani mengeluarkan desain serupa.

"Sebetulnya kalau baju itu kan kita mesti dinamis ya, mengikuti tren yang ada. Jadi ketika saya merubah desain kebaya menjadi kebaya Simbok, justru malah meledak, karena pada saat itu belum banyak yang membuat desain seperti itu," ujar Ambar.

Apa Keunikan Kebaya Batik Saraswati Dibanding Merek Lain?

Satu hal yang membedakan Batik Saraswati dengan merek kebaya lainnya adalah perpaduan antara desain kasual dan tradisional. 

Ambar merancang kebaya yang bisa dikenakan dalam berbagai kesempatan, tidak hanya untuk acara formal tetapi juga untuk bekerja atau sekadar jalan-jalan.

2 dari 4 halaman

Kebaya Batik Saraswati dapat dengan mudah dipadukan dengan celana jeans atau bawahan lainnya, sehingga memberikan kesan lebih modern dan praktis.

"Saya lebih ke kasual, sudah saya sesuaikan dengan motif dan model yang lebih modern. Kebaya ini bisa dipakai untuk sehari-hari, seperti untuk ngantor atau jalan-jalan, jadi tidak hanya untuk acara khusus," jelas Ambar.

Baca juga: Batik Tulis Girilayu Karanganyar: Warisan Budaya yang Memikat dan Terus Berkembang

Bagaimana Batik Saraswati Memilih Bahan dan Motif untuk Kebaya?

Awalnya, Ambar hanya menggunakan katun untuk kebayanya karena bahan ini nyaman dipakai sehari-hari. 

Namun, seiring meningkatnya permintaan, ia mulai mengombinasikan katun dengan bahan lain seperti sifon untuk memberikan kesan lebih elegan dan mewah.

"Awalnya saya pakai katun karena nyaman dipakai seharian, tapi sekarang ada sifon juga, meskipun katun masih yang paling laris," kata Ambar.

Selain bahan, motif juga menjadi perhatian utama pelanggan. 

Menurut Ambar, motif sering kali menjadi faktor pertama yang menarik minat pembeli, sebelum mereka mempertimbangkan bahan kebaya.

Proses produksi kebaya Batik Saraswati melibatkan kerja sama antara Ambar dan para penjahit.
Proses produksi kebaya Batik Saraswati melibatkan kerja sama antara Ambar dan para penjahit. (Tribun Shopping)

Kebaya Kutu Baru: Produk Terlaris dari Batik Saraswati

Dari berbagai desain kebaya yang diproduksi Batik Saraswati, kebaya kutu baru atau yang sering disebut kebaya Simbok menjadi yang paling populer. 

3 dari 4 halaman

Desain ini menawarkan kesan modern, fleksibel, dan tetap elegan.

"Kebaya kutu baru ini lebih populer karena lebih fleksibel dan bisa dipakai dengan berbagai gaya. Kalau kebaya tradisional, kadang kesannya lebih kaku," ujar Ambar.

Selain kebaya kutu baru, Batik Saraswati juga mengembangkan model kebaya lainnya seperti kebaya janggan dan kebaya gadis kretek. 

Namun, kebaya kutu baru tetap menjadi favorit banyak pelanggan karena kemudahannya untuk dikenakan dalam berbagai acara.

Bagaimana Proses Produksi Kebaya di Batik Saraswati?

Proses produksi kebaya Batik Saraswati melibatkan kerja sama antara Ambar dan para penjahit. 

Meskipun kini desainnya lebih konsisten, Ambar tetap terlibat langsung dalam pemilihan kain dan koordinasi dengan tim produksi.

"Dulu saya masih mendesain semuanya, sekarang modelnya sudah tetap, jadi lebih fokus ke pemilihan kain dan koordinasi dengan penjahit," jelas Ambar.

Selain kebaya, Batik Saraswati juga berencana untuk memperluas lini produknya dengan menghadirkan blouse kasual bermotif garis-garis yang cocok untuk bekerja atau acara informal.

"Saya mau bikin blouse casual dengan motif garis, biasanya garis vertikal yang cocok untuk dipakai di kantor. Tapi saya baru bikin sampel dan akan lihat reaksi pasar," kata Ambar.

4 dari 4 halaman

Bagaimana Batik Saraswati Menghadapi Persaingan di Pasar Kebaya?

Di tengah persaingan pasar kebaya yang semakin ketat, Batik Saraswati memiliki strategi tersendiri untuk tetap bertahan. 

Satu caranya adalah dengan mengadakan diskon menjelang akhir tahun untuk menghabiskan stok lama dan memberi ruang bagi koleksi baru.

Selain itu, Ambar juga aktif memanfaatkan media sosial seperti TikTok, Facebook, dan live streaming untuk mempromosikan produknya. 

Strategi digital marketing ini terbukti efektif dalam menjangkau pelanggan baru dan meningkatkan penjualan.

Dengan inovasi berkelanjutan dan strategi pemasaran yang tepat, Batik Saraswati berhasil mengubah kebaya dari pakaian tradisional yang formal menjadi busana modern yang fleksibel dan diminati banyak orang.

(PRAMANUHARAOEE/TRIBUNSHOPPING.COM) ((Ambar/TribunTravel)

Selanjutnya
Tags:
Batik Saraswatikebayakebaya kutu baruTikTok Idgitaf Jamet Ade Bhakti iShowSpeed Lina Mukherjee Juy Putri
BeritaTerkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved