lihat foto
TRIBUNTRAVEL.COM - Sari Craft merupakan usaha kerajinan yang dikelola oleh Sri Lestari, yang kini semakin berkembang dengan menghadirkan berbagai produk berbasis ecoprint.
Sebagai sosok yang mencintai alam dan seni, Sri berbagi kisah mengenai perjalanannya dalam menciptakan karya-karya unik menggunakan teknik ecoprint.
Perjalanan ini dimulai pada tahun 2004, saat Sri pertama kali mengenal ecoprint, sebuah metode pewarnaan kain yang ramah lingkungan.
"Awalnya, saya melihat teman-teman yang sudah mulai mencoba ecoprint, dan saya merasa tertarik karena teknik ini bisa mempererat persahabatan dan, yang paling penting, ramah lingkungan," ujar Sri.
Baca juga: Moo-Moo Roll Kini Hadir di Bali, Bolu Gulung Totol Sapi Bisa Buat Oleh-oleh
Baginya, ecoprint adalah cara kreatif untuk memanfaatkan sumber daya alam tanpa menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan sekitar.
Proses ecoprint melibatkan bahan-bahan alami seperti daun, bunga, dan elemen organik lainnya yang menghasilkan motif indah sekaligus menunjukkan kepedulian terhadap alam.
Setelah mengetahui tentang ecoprint, Sri memutuskan untuk mendalaminya lebih lanjut.
Dibutuhkan waktu sekitar satu bulan baginya untuk memahami teknik dasar ecoprint.
Namun, ia tidak menjalani proses belajar ini sendirian.
Baca juga: Tenun Lurik Pedan di Klaten Punya Desain Unik, Dibuat Secara Manual untuk Kualitas Terbaik
Sri mengajak teman-temannya untuk ikut serta dan bahkan mengundang pengajar berpengalaman untuk memperluas wawasan mereka.
"Saya terus berproses, mencoba, dan terus membuatnya. Ada yang membeli dan menyukai hasilnya, dan itu semakin memotivasi saya," ungkap Sri.
Proses pembuatan kain ecoprint memerlukan ketelitian dan waktu yang cukup panjang.
Langkah pertama adalah mencuci kain polos melalui proses yang disebut scoring, yang bertujuan untuk menghilangkan sisa bahan kimia dari produksi kain.
Setelah kain dikeringkan, tahap berikutnya adalah pemberian mordan sebagai persiapan sebelum kain dicetak dengan daun atau bahan organik lainnya.
Pemilihan daun yang digunakan juga penting lantaran harus dalam kondisi segar agar getahnya tidak mengganggu kualitas hasil akhir.
Baca juga: Varian Rasa dan Daftar Harga Abon Gulung Bogor untuk Oleh-oleh Liburan
Setelah kain ditata dengan motif daun, proses selanjutnya adalah pengukusan selama kurang lebih dua jam.
"Proses ini penting untuk memastikan daun bisa menempel dengan baik pada kain dan warnanya muncul dengan jelas," jelas Sri.
Setelah itu, kain harus melalui proses oksidasi dan pengeringan yang memakan waktu beberapa hari.
"Saya lebih suka mengeringkan kain dengan cara diangin-anginkan, tidak langsung dijemur di bawah sinar matahari," tambahnya.
Tahapan terakhir adalah pencucian untuk menghilangkan sisa zat seperti tawas atau pengikat warna lainnya.
Pencucian ini harus dilakukan secara hati-hati, dengan menggunakan air bersih yang diganti beberapa kali hingga tidak lagi keruh.
Baca juga: Tak Sekadar Oleh-oleh Favorit, Blangkon Solo Ternyata Simbol Budaya Jawa dengan Makna Mendalam
Selanjutnya, kain didiamkan beberapa hari agar warna yang dihasilkan lebih stabil dan tidak mudah luntur.
Tak hanya berhenti pada kain ecoprint, Sri terus berinovasi dengan menciptakan berbagai produk berbasis ecoprint yang lebih luas.
Awalnya hanya kain polos bermotif ecoprint, kini ia mulai memproduksi beragam item seperti tas, topi, dan aksesori lainnya.
"Saya ingin memperluas produk, jadi saya mulai membuat tas dan topi," ungkapnya.
Namun, proses ini bukan tanpa tantangan karena pembuatan produk jadi memerlukan keahlian menjahit agar menghasilkan kualitas yang baik.
Selain itu, Sri juga berencana untuk terus berkreasi dengan menghadirkan produk-produk baru seperti kipas tangan, blus, dan tunik yang dipadukan dengan kain lurik.
"Saya ingin terus bereksperimen dan menggabungkan ecoprint dengan kain tradisional lainnya seperti batik atau lurik," tuturnya.
Seperti batik, kain ecoprint memerlukan perawatan khusus agar tetap awet.
Sri menyarankan agar kain ini tidak dicuci dengan mesin cuci karena dapat merusak motif dan warna alami yang telah terbentuk.
"Sebaiknya dicuci dengan tangan menggunakan deterjen yang lembut atau lebih baik lagi dengan sabun alami seperti lerak," jelasnya.
Proses penjemuran juga perlu diperhatikan agar tidak langsung terkena sinar matahari, guna menjaga ketahanan warnanya.
Melihat semakin banyaknya peminat karyanya, Sri memiliki impian besar untuk Sari Craft ke depan.
Ia berharap produk-produk ecoprint yang dihasilkannya tidak hanya dikenal di pasar dalam negeri tetapi juga bisa merambah ke pasar internasional.
Selain itu, Sri ingin terus berinovasi dengan menciptakan lebih banyak produk menarik yang tetap mengusung konsep ramah lingkungan.
Ia juga bercita-cita memberdayakan lebih banyak orang untuk belajar dan berkarya bersama dalam industri ini.
Baca juga: Kain Lukis Nasrafa, Produk Karya Seni Bernilai Tinggi yang Sukses Tembus Pasar Internasional
"Saya berharap ke depannya Sari Craft bisa berkembang lebih luas, dan produk-produk ecoprint bisa lebih dikenal oleh masyarakat banyak," ungkap Sri.
Dengan semangat dan kreativitas tanpa henti, Sri Lestari terus membawa Sari Craft ke arah yang lebih besar.
Karyanya tidak hanya menjadi bentuk ekspresi seni, tetapi juga menginspirasi banyak orang untuk lebih mencintai alam dan lingkungan.
(PRAMANUHARAOEE/TRIBUNSHOPPING.COM)(TribunTravel.com/mym)
Artikel ini telah tayang di Tribunshopping.com dengan judul Karya Ecoprint Sari Craft, Ramah Lingkungan dan Penuh Keistimewaan
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.