TRIBUNTRAVEL.COM - Kunjungan wisata ke Desa Adat Waerebo di Desa Satar Lenda, Kecamatan Satar Mese Barat, Kabupaten Manggarai, Nusa Tenggara Timur (NTT) akan kembali dibuka pada 10 Maret 2025 mendatang.
Sebelumnya, Desa Adat Waerebo ditutup untuk kunjungan wisata akibat cuaca buruk terhitung sejak 18 Januari 2025.

Lembaga Pelestari Budaya Waerebo melalui media sosial resminya mengumumkan jadwal dibukanya destinasi wisata populer di Pulau Flores ini.
Sebelumnya Kampung Adat Waerebo berada di ketinggian 1.200 meter di atas permukaan laut karena tingginya curah hujan dampak cuaca ekstrem.
Baca juga: Itinerary Pendakian Waerebo Bujet Rp 600 Ribuan, Saksikan Megahnya Rumah Adat Mbaru Niang
Pengelola destinasi wisata ini mengeluarkan imbauan melalui media sosial terkait penutupan sementara, karena jalur pendakian ke kampung adat terindah di dunia itu licin dan berbahaya bagi keselamatan wisatawan.
Kembali dibukanya Waerebo mendapat respon positif para pengunjung yang sudah lama merencanakan perjalanan ke tempat ini.
LIHAT JUGA:
Panduan transportasi ke Waerebo dari Labuan Bajo
Untuk menuju Waerebo, wisatawan harus melewati perjalanan darat selama beberapa jam dari Labuan Bajo.
Perjalanan dapat dilakukan menggunakan kendaraan roda dua maupun empat.
Baca juga: Itinerary Labuan Bajo 5 Hari 4 Malam dari Jakarta, Eksplor Taman Nasional Komodo hingga Waerebo
Namun wisatawan harus berhati-hati jika menggunakan sepeda motor, karena banyak jalan rusak dan ekstrem.
Perjalanan dimulai dari Waerebo menuju desa terakhir yang dapat dijangkau kendaraan bermotor, yaitu Desa Denge.

Perjalanan dari Labuan Bajo ke Denge akan memakan waktu selama empat jam perjalanan.
Dari Labuan Bajo, kendaraan diarahkan menuju Lembor melalui Jalur Trans Flores selama dua jam.
Dari Lembor, arahkan kendaraan menuju Denge selama dua jam juga.
Desa Denge merupakan desa terakhir yang dapat diakses kendaraan.
Dari Denge, wisatawan bisa naik menuju pos awal pendakian menggunakan ojek.
Baca juga: Serunya Lihat Pemandangan Langit Malam di Waerebo, Satar Lenda, Satar Mese Barat, Manggarai, NTT
Untuk mencapai Waerebo tidak mudah, wisatawan harus mendaki sejauh 7 km selama kurang lebih tiga jam.
Tiba di Desa Waerebo, wisawatan akan melihat pemandangan alam yang indah berupa gunung-gunung yang saling berpadu.
Hamparan rerumputan hijau dengan sapuan kabut memberikan suasana megis, tenang, dan damai.
Masyarakat setempat akan menyambut pengunjung dengan ramah.
Wisatawan bisa menumpang di rumah adat masyarakat setempat jika ingin menginap.

Nama rumah adat Waerebo adalah Mbaru Niang, yang terbuat dari kayu beratapkan ilalang yang dianyam.
Bentuk rumah Mbaru Niang mengkerucut ke atas, sebagai hasil arsitektur tradisional yang unik.
Arsitektur bangunannya memiliki unsur Minang, yaitu pada Niang Dangka atau atap Mbaru Niang.
Tujuh rumah Mbaru Niang berkumpul di lahan luas yang hijau dengan bukit-bukit indah di sekelilingnya.
Baca juga: Pesona Pantai Litianak di Rote Ndao, NTT dengan Hutan Bakau yang Menyejukkan
Udara sekitar masih terasa sejuk karena dikelilingi hutan. Desa Waerebo merupakan desa bersejarah yang menjadi warisan budaya dunia UNESCO pada 2012 lalu.
Desa Waerebo juga termasuk 50 besar desa wisata terbaik dalam Ajang Desa Wista Indonesia (ADWI) 2021.
Budaya Waerebo Adat kebudayaan masyarakat Desa Waerebo telah berbaur dengan kebiasaan penduduk Flores.
(Tribunflores.com/Cristin Adal)(TribunTravel.com/SA)
Artikel ini telah tayang di Tribunflores.com dengan judul Kampung Waerebo di NTT Kembali Dibuka untuk Kunjungan Wisata pada 10 Maret 2025.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.