TRIBUNTRAVEL.COM - Monumen Nol Kilometer Indonesia menjadi tempat wisata yang wajib dikunjungi saat liburan di Sabang.
Monumen yang terletak di ujung barat Indonesia ini menjadi simbol titik awal dari rentang Nusantara, yang membentang dari Sabang sampai Merauke.

Tugu setinggi 22,5 meter ini tidak hanya sekadar penanda wilayah terluar Indonesia, tetapi juga objek wisata sejarah yang menyimpan banyak makna filosofis.
Lokasinya yang berada di tengah hutan lindung, di tepi tebing yang menghadap langsung ke Selat Malaka, menambah kesan dramatis dan indah bagi pengunjung yang datang.
Baca juga: Lihat Lautan Sambil Makan Rujak di Puncak Pulau Klah, Gampong Krueng Raya, Sukakarya, Sabang, Aceh
Monumen ini memiliki desain yang unik.
Tugu Nol Kilometer berbentuk lingkaran berjeruji dengan bagian atas yang menyempit menyerupai mata bor.
Di puncaknya, terdapat patung burung Garuda yang menggenggam angka nol, melambangkan titik nol Indonesia.
LIHAT JUGA:
Warna biru dan putih yang mendominasi monumen ini kontras dengan latar belakang hijaunya hutan, membuatnya tampak mencolok dan mengundang decak kagum para wisatawan.
Saat berkunjung ke monumen ini, wisatawan akan menemukan beberapa filosofi dan pesan - pesan kebangsaan yang sangat kuat.
Baca juga: Harga Tiket Masuk Taman I Love Sabang di Aceh dan Waktu Terbaik untuk Berkunjung
Empat pilar kokoh yang menyangga bangunan melambangkan batas-batas wilayah Indonesia, yaitu dari Sabang sampai Merauke dan Miangas hingga Pulau Rote.
Pilar-pilar ini menjadi representasi dari keberagaman Indonesia yang disatukan oleh semangat kebangsaan.

Selain itu, ada lingkaran besar yang menjadi simbol dari angka nol.
Di bagian bawahnya, ornamen berbentuk segi delapan menggambarkan landasan ajaran Islam, kebudayaan Aceh, serta kekayaan Nusantara dalam lingkup luas.
Tidak ketinggalan, motif Rencong senjata tradisional Aceh menghiasi bagian monumen, menandakan peran penting Aceh dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia.
Seluruh elemen ini membuat Monumen Kilometer Nol Indonesia bukan hanya sekadar tugu, melainkan juga simbol identitas nasional yang sangat kuat.
Baca juga: Mengunjungi Pulau Rubiah di Iboih, Sukamakmur, Sabang, Aceh, Tawarkan Alam Bawah Laut yang Memukau
Monumen Kilometer Nol Indonesia bukan hanya sekadar tempat bersejarah, tetapi juga salah satu destinasi wisata favorit bagi wisatawan lokal dan mancanegara.
Mayoritas wisatawan yang datang berasal dari Aceh dan Sumatera, namun beberapa turis mancanegara juga tertarik mengunjungi monumen ini.
Selain untuk berswafoto, mereka tertarik pada nilai sejarah dan filosofi yang terkandung dalam Monumen Nol Kilometer Indonesia.
Bagi wisatawan yang ingin menikmati suasana lebih lama, area di sekitar Monumen Nol Kilometer Indonesia juga dilengkapi dengan fasilitas pendukung seperti area parkir yang luas, kios - kios makanan dan minuman, serta toko souvenir.

Di sini, pengunjung bisa mencicipi Rujak khas Aceh, membeli oleh-oleh berupa kaos, gantungan kunci, hingga aksesoris yang bertemakan Sabang dan Tugu Nol Kilometer.
Monumen ini juga buka setiap hari, dan pengunjung bisa mengunjungi kapan saja sepanjang hari.
Baca juga: Mendaki Gunung Berapi Jaboi, Gunung Api Aktif yang Menakjubkan di Desa Jaboi, Sukajaya, Sabang, Aceh
Waktu yang paling tepat untuk datang adalah saat pagi hari untuk melihat matahari terbit, atau sore hari untuk menikmati matahari tenggelam dengan latar belakang laut yang mempesona.
Dengan keindahan alam, sejarah, dan fasilitas yang lengkap, Monumen Kilometer Nol Indonesia menjadi destinasi yang wajib dikunjungi oleh wisatawan yang berlibur ke Pulau Weh.
Menjadi simbol awal dari Nusantara, tempat ini memberikan pengalaman wisata yang tidak hanya menyenangkan, tetapi juga penuh makna.
(Serambinews.com/Aulia Prasetya)
Artikel ini telah tayang di SerambiNews.com dengan judul Monumen Nol Kilometer Indonesia: Titik Awal Nusantara dan Ikon Sabang yang Wajib Dikunjungi.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.