Breaking News:

Mata Lokal Travel

Daya Tarik Lain Pantai Batukaras di Pangandaran, Jawa Barat, Pengunjung Bisa Susur Hutan Mangrove

Wisata mangrove di Pantai Batukaras, Pangandaran, Jawa Barat bisa menjadi pilihan untuk berwisata sembari belajar tanaman magrove.

KOMPAS.com/CANDRA NUGRAHA
Wisata mangrove di Pantai Batukaras, Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat. 

TRIBUNTRAVEL.COM - Kabupaten Pangandaran di Jawa Barat memang sudah lama menjadi tujuan liburan populer.

Hal itu tak lepas dari banyaknya tempat wisata di Pangandaran yang menarik untuk dijelajahi.

Wisata mangrove di Pantai Batukaras, Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat.
Wisata mangrove di Pantai Batukaras, Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat. (KOMPAS.com/CANDRA NUGRAHA)

Satu di antaranya yakni Pantai Batukaras.

Pantai Batukaras berlokasi di Desa Batu Karas, Kecamatan Cijulang, Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat.

Baca juga: Punya View Bak Sungai Amazon, Kunjungi Kampung Wisata Karang Hantu di Cigembor, Ciamis, Jawa Barat

Tempat wisata ini cukup menarik lantaran tak hanya menyuguhkan keindahan pantai saja.

Akan tetapi Pantai Batukaras juga bisa menjadi sarana pembelajaran terutama bagi pelajar dan anak-anak.

Ya, Pantai Batukaras memang patut dikunjungi bagi anak-anak yang ingin berwisata sembari belajar tentang tanaman mangrove.

Tersedia jembatan sepanjang 500 meter yang bisa dijelajahi untuk menyusuri hutan magrove.

Pengelolanya ialah Karang Taruna Dusun Sanghiang Kalang dan masyarakat setempat.

Baca juga: Daya Tarik Pantai Raemea di Desa Loborai, Sabu Timur, Sabu Raijua, NTT

Jembatan Mangrove yang juga dikenal dengan nama Jembatan Cinta adalah sebuah boardwalk terbuat dari kayu yang dibangun di atas daerah mangrove di sepanjang Sungai Cijulang, sungai yang sama yang mengalir melewati Green Canyon.

2 dari 4 halaman

Jembatan ini sudah ada sejak tiga tahun lalu, dan pembangunan tahap pertama, panjang jembatan hanya 250 meter dan kini pembangunan jembatan bertambah sebanyak 500 meter.

"Jembatannya bantuan dari kementerian (Kelautan dan Perikanan)," kata Yoyo, salah seorang anggota karang taruna yang mengelola hutan mangrove.

a
Wisata mangrove di Pantai Batukaras, Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat. (KOMPAS.com/CANDRA NUGRAHA)

Fasilitas jembatan ini tidak serta merta dibangun untuk mempercantik hutan ini, malinkan sebagai akses bagi para pengunjung serta para pengelolah.

"Adanya jembatan untuk mempermudah belajar mangrove. Kalau jalan kaki di hutan bakau kan sulit, banyak lumpur," jelasnya. Menurut Yoyo, banyak mahasiswa maupun pelajar yang telah belajar seputar tanaman mangrove di Hutan Mangrove Batukaras.

Disini para pengunjung akan di ajak mengenal lebih dalam mengenai tumbuhan yang memiliki nama latin Rhizophora tersebut, dan bagaimana cara melestarikannya.

Baca juga: Padukan Wisata Alam dan Agrowisata, Bukit Baros di Sukabumi, Jabar Cocok untuk Liburan Keluarga

Para pengunjung akan diajari mulai cara menanam, merawat, budidaya, hingga dikenalkan dengan  berbagai jenis mangrove yang ada.

"Kemarin-kemarin ada mahasiswa UI dan Unpad yang belajar tentang mangrove di sini," ucap dia.

Disini telah tersedia pemandu yang ditunjuk pihak pengelola sebagai pelatih untuk memberi pengetahuan seputar mangrove kepada para pengunjung.

a
Wisata mangrove di Pantai Batukaras, Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat. (KOMPAS.com/CANDRA NUGRAHA)

Telah disediakan pula bibit mangrove, yang siap untuk ditanam sebagai media pembelajaran para pengunjung, sembari sambil dijelaskan mengenai media tanam tersebut.

"Didampingi saat menanam sambil dijelaskan jenis-jenis mangrove oleh pelatih," katanya Yoyo.

Baca juga: Serunya Piknik dan Camping Bareng Alpaka di Tangkal Pinus Lembang, Bandung Barat, Jawa Barat

3 dari 4 halaman

"Pelatih ada, khusus bagian penanaman, dan setiap pelatih wajib menghafal jenis dan cara menanam pohon," tambahnya.

Setiap satu bibit pohon mangrove, akan dikenakan tarif Rp 5.000 per pengunjung.

Jangan salah, uang tersebut bukan serta merta digunakan untuk kepentingan para pengelolah, melankan untuk perbaikan dan pemeliharaan jembatan mangrove.

"Jembatannya kan dari kayu, suka lapuk. Uang dari penjualan bibit dipakai untuk perbaikan jembatan," katanya Yoyo.

Yoyo melanjutkan, para pengunjung diberikan kebebasan untuk menanam bibit mangrove di titik mana saja di hutan mangrove ini.

Pengelola hutan mangrove lainnya, Nana juga menambahkan, tantangan terberat dan terbesar dalam membudidayakan mangrove ialah sampah.

Sampah tersebut merupakan kiriman dari berbagai sungai.

"Bibit bisa patah terkena sampah yang terbawa arus. Pertumbuhan mangrove sangat lambat, tiga tahun saja hanya bisa setinggi satu meteran," ujarnya.

Nana menambahkan, mangrove sangat penting untuk mencegah erosi dan abrasi, disamping itu juga, hutan mangrove merupakan tempat hidup dan sumber makanan satwa yang ada di hutan tersebut.

"Sangat penting," kata dia.

4 dari 4 halaman

Pengamatan Hutan Mangrove 

Mangrove sendiri adalah jenis tanaman dikotil yang hidup di habitat air payau dan air laut, serta merupakan tanaman hasil dari kegiatan budidaya atau diambil dari alam.

Tanaman mangrove tidak dilindungi/dilarang untuk memanfaatkan bagian-bagian tanaman tersebut, misalnya dimanfaatkan untuk dijadikan bahan baku kosmetik/farmasi atau bahan tambahan tekstil.

Hutan Mangrove sendiri adalah salah satu metode formasi tumbuhan daerah litoral yang khas di pantai daerah tropis dan sub tropis yang terlindung, menjadi salah jenis hutan yang banyak ditemukan pada kawasan muara dengan struktur tanah rawa dan/atau padat. 

Mangrove menjadi salah satu solusi yang sangat penting untuk mengatasi berbagai jenis masalah lingkungan terutama untuk mengatasi kerusakan lingkungan yang disebabkan oleh rusaknya habitat untuk hewan.

Kerusakan ini tidak hanya berdampak untuk hewan tapi juga untuk manusia. Mangrove telah menjadi pelindung lingkungan yang sangat besar.

Baca juga: 5 Wahana Seru di Terminal Wisata Grafika Cikole, Lembang, Bandung Barat, Jabar, Cek Tiket Masuknya

Harga Tiket dan Fasilitas 

Untuk harga tiket perorangan dikenakan biaya Rp 5.000, tersedia pula tempat parkir bagi para pengunjung dan akan dikenakan biaya Rp 3.000.

Disini juga tersedia ojek sebagi salah satu opsi para pengunjung untuk sampai ke Hutan Mangrove, dengan tarif Rp 10.000 sekali jalan.

(Tribunpriangan.com/Luun Aulia Lisaholith)(TribunTravel.com/mym)

Artikel ini telah tayang di Tribunpriangan.com dengan judul Destinasi Wisata di Pantai Batukaras Pangandaran, Sambil Belajar Menanam Pohon Mangrove

Selanjutnya
Sumber: Tribunnews.com
Tags:
Jawa BaratPangandaranPantai BatukarasMataLokalTravel Beskap Farhana Nariswari Pondok Zidane Lucky Hakim
BeritaTerkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved