TRIBUNTRAVEL.COM - Pesawat Singapore Airlines dengan nomor penerbangan SQ321 mengalami turbulensi hebat.
Saat itu Singapore Airlines sedang dalam perjalanan dari London ke Singapura.
Baca juga: Mulai Juni 2024, Singapore Airlines Buka Rute Penerbangan Non Stop Singapura-Gatwick London
Baca juga: CEO AirAsia Kepergok Naik Pesawat Singapore Airlines, Ngaku Kehabisan Tiket
Singapore Airlines membawa 211 pemumpang dan 18 kru dari Bandara Heathrow London.
Akibat turbulensi Singapore Airlines, satu penumpang meninggal dunia.
Baca juga: Viral CEO AirAsia Ketahuan Naik Singapore Airlines, Ngaku Kehabisan Tiket
Baca juga: Konser Ed Sheeran di Singapura, Pelanggan Singapore Airlines Bisa Beli Tiket Lebih Awal
Berikut 4 fakta Singapore Airlines yang mengalami turbulensi hebat hingga mengakibatkan korban jiwa.
1. Kronologi turbulensi pada Singapore Airlines
Berdasarkan situs FlightAware, Singapore Airlines berangkat dari London Inggris pada Senin (20/5/2024) pukul 10.38 waktu setempat.
10 jam setelah lepas landas, Singapore Airlines tiba-tiba mengalami penurunan ketinggian drastis.
Di mana dari semula 37.000 kaki menjadi 31.000 kaki dalam waktu 5 menit.
Penurunan ketinggian yang ekstrem pada Singapore Airlines terjadi ketika melintasi Laut Andaman.
saat kejadian, Laut Andaman tengah terjadi badai petir.
"Tiba-tiba pesawat mulai miring dan terjadi guncangan, jadi saya mulai bersiap menghadapi apa yang terjadi, dan tiba-tiba terjadi penurunan yang sangat drastis," kata salah satu penumpang, Dzafran Azmir.
Dia melanjutkan, pesawat yang tiba-tiba meluncur ke bawah membuat banyak penumpang yang tidak mengenakan sabuk pengaman langsung terlempar ke langit-langit.
"Beberapa orang kepalanya terbentur kabin bagasi di atas.
Mereka menghantam tempat di mana lampu dan masker berada," terangnya.
Penumpang lain, Andrew Davies menceritakan, hanya ada sedikit peringatan sebelum pesawat turun drastis, tetapi lampu sabuk pengaman terus menyala.
"Saya langsung mengenakan sabuk pengaman, lalu pesawat terjatuh.
Salah satu awak Singapore Airlines mengatakan ini adalah yang terburuk dalam 30 tahun penerbangannya," kata dia.
Turbulensi parah memaksa Singapore Airlines mendarat darurat di Bandara Subarnabhumi Thailand pada pukul 14.45 waktu setempat.
2. Korban jiwa
Satu penumpang meninggal dunia dalam insiden tersebut.
Tak cuma itu saja, lebih dari 30 penumpang Singapore Airlines mengalami luka-luka.
"Singapore Airlines mengucapkan belasungkawa yang sedalam-dalamnya kepada keluarga korban," ujar pihak Singapore Airlines dalam sebuah pernyataan, sebagaimana dikutip dari AFP.
"Kami bekerja sama dengan pihak berwenang setempat di Thailand untuk memberikan bantuan medis yang diperlukan dan mengirimkan tim ke Bangkok untuk memberikan bantuan tambahan yang diperlukan," ujar maskapai tersebut.
Berbicara tentang rincian penumpang Singapore Airlines nomor penerbangan SQ321, berikut daftarnya.
- 56 asal Australia
- 47 asal Inggris
- 41 asal Singapura
- 23 asal Selandia Baru
- 16 asal Malaysia
- 5 asal Filipina
- 4 asal Amerika
- 4 asal Irlandia
- 3 asal India
- 2 asal Indonesia
- 2 asal Kanada
- 2 asal Myanmar
- 2 asal Spanyol
- 1 asal Jerman
- 1 asal Islandia
- 1 asal Israel
- 1 asal Korea Selatan
Baca juga: Singapore Airlines Buka Penerbangan Langsung Singapura-Brussel, Pakai Pesawat Airbus A350-900
Sementara itu penumpang yang meninggal adalah seorang pria Inggris berusia 73 tahun.
Diduga pria itu mengalami serangan jantung saat insiden terjadi.
Direktur Bandara Suvarnabhumi, Kittipong Kittikachorn merinci, tujuh orang mengalami cedera kepala dan terluka parah, sedangkan puluhan lainnya mengalami berbagai jenis luka.
Sementara itu, Rumah Sakit Samitivej Srinakarin di Bangkok, Thailand mengungkap, pihaknya merawat total 71 orang, termasuk enam orang yang mengalami luka parah.
3. Kondisi kabin pesawat
Diunggah oleh akun @BanditOnYour6 di X, kondisi Singapore Airlines setelah kejadian.
Dalam sejumlah foto terlihat kabin dalam kondisi berantakan.
Sejumlah barang berserakan di lorong kabin.
Terlihat pula masker oksigen yang tampak keluar dari kabin.
Hidung seorang pramugari bahkan tampak berdarah akibat insiden tersebut.
Raut kepanikan bahkan terlihat jelas dari semua penumpang Singapore Airlines.
4. Investigasi
Turbulensi umum terjadi dalam penerbangan.
Kematian dan cedera serius selama turbulensi jarang terjadi.
Akibat insiden ini, investigasi bakal dilakukan.
"Sangat jarang terjadi peristiwa turbulensi yang mengakibatkan korban jiwa," kata analis penerbangan dan mantan Ketua Dewan Keselamatan Transportasi Nasional Amerika (NTSB) Robert Sumwalt.
Menurutnya, gangguan dalam penerbangan ini kemungkinan disebabkan turbulensi atmosfer atau akibat hal lain.
"Terlalu dini untuk mengetahui secara pasti pada saat ini," tandasnya.
Ambar/TribunTravel
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.