TRIBUNTRAVEL.COM - Kesal karena jumlah followers Instagram tak pernah naik?
Berniat membeli followers Instagram?
Baca juga: Kucing Bermata Juling Viral Disebut Mirip Tokoh Kartun, Punya Banyak Pengikut di Instagram
Baca juga: Akun Instagram Ammar Zoni Dijual, Buka Harga Rp 2 Miliar, Manajer Beri Alasan
Membeli followers Instagram adalah strategi berisiko untuk meningkatkan jumlah followers dan dapat menjadi bumerang.
Jika kamu memilih opsi ini, kamu tidak hanya berisiko merusak kredibilitas di Instagram tetapi juga akun mungkin diblokir.
Baca juga: 4 Konten yang Pernah Viral, Telur Pemegang Like Terbanyak di Instagram hingga Cinnamon Challenge
Baca juga: Aksi Petugas Bandara di Papua Menari Sambil Mengarahkan Pesawat, Videonya Viral di Instagram
Dilansir dari makeuseof, berikut 5 alasan mengapa kamu jangan pernah membeli followers Instagram.
1. Tingkat Keterlibatan Menurun
Tingkat keterlibatan adalah metrik penting untuk menentukan seberapa terlibatnya audiens dengan kontenmu.
Ini memungkinkan kamu menilai berapa banyak followers Instagram yang secara aktif terlibat dengan cerita, postingan, reel, dan lainnya, yang dapat membantu menyesuaikan strategi konten untuk memenuhi preferensi audiensmu.
Kebanyakan followers palsu yang kamu beli tidak akan terlibat dengan kontenmu karena mereka adalah bot atau pengguna tidak aktif.
Oleh karena itu, kemungkinan besar akan melihat tingkat keterlibatan yang sama seperti sebelum membeli followers.
Meskipun memiliki jumlah followers yang lebih tinggi, kurangnya interaksi akan menyebabkan penurunan tingkat keterlibatan.
Penurunan tingkat keterlibatan juga dapat membuat pemirsa setia patah semangat, karena hal ini menunjukkan berkurangnya minat terhadap kontenmu.
Baca juga: Selena Gomez Bakal Tutup Akun Instagram gegara Dikritik Netizen usai Komentari Israel-Palestina
2. Kamu Membayar untuk Bot dan Pengguna Tidak Aktif
Pengikut yang kamu beli bukanlah pengguna Instagram asli.
Itu bisa berupa bot, yaitu akun yang dibuat secara otomatis tanpa ada pengguna nyata di belakangnya, atau akun tidak aktif yang pernah digunakan oleh orang sungguhan tetapi tidak lagi aktif di platform.
Akun ini mungkin tidak lagi dimiliki oleh pengguna aslinya.
Jika mengantisipasi untuk mendapatkan daya tarik audiens yang tulus dengan membeli followers Instagram, ekspektasi tersebut tidak akan terpenuhi.
Berhati-hatilah terhadap situs web yang menjanjikan followers Instagram asli yang akan terlibat dengan konten kamu, klaim seperti itu sering kali menipu dan tidak boleh dipercaya begitu saja.
3. Akun Mungkin Diblokir atau Dibatasi
Pertumbuhan buatan apa pun, seperti pembelian followers Instagram, melanggar pedoman komunitas Instagram.
Algoritme Instagram dapat mendeteksi hal ini jika jumlah followers mengalami peningkatan eksponensial secara tiba-tiba.
Jika ditandai oleh algoritme, akun mungkin menghadapi pembatasan atau bahkan pemblokiran sementara atau permanen.
Untuk menghindari potensi masalah dengan Instagram, kamu harus menahan diri untuk tidak membeli followers dari sumber mana pun.
Dalam skenario terburuk, akun bisa terkena pemblokiran, sehingga berisiko kehilangan seluruh upaya yang telah kamu investasikan dalam meningkatkan kehadiran Instagram secara organik selama berbulan-bulan atau bahkan bertahun-tahun.
4. Pengikut Palsu Tidak Akan Bertahan
Instagram secara aktif berjuang melawan interaksi palsu untuk menjaga platform tetap bersih.
Dibutuhkan tindakan terhadap akun palsu dan membatasi aktivitas mereka.
Selain itu, secara sistematis membersihkan akun Instagram palsu.
Seperti dilansir Fraud Blocker, Meta, perusahaan induk Instagram, menghapus jutaan akun palsu dari platformnya.
Jika memiliki cukup banyak followers palsu di akun dan Instagram mulai menghapus akun tersebut, jumlah followers pasti akan berkurang seiring waktu.
Penurunan ini dapat merusak kepercayaan di antara followers asli, yang berpotensi menyebabkan penurunan keterlibatan lebih lanjut.
5. Akun Bisa Diretas
Situs web yang menawarkan pembelian followers palsu mungkin meminta kamu menautkan akun Instagrammu ke platform mereka.
Dengan melakukan itu, kamu memberi mereka akses ke akun, termasuk postingan, percakapan, dan informasi pribadi lainnya.
Dengan cara ini, kamu dapat mengekspos datamu kepada pihak ketiga, yang merupakan risiko keamanan yang besar.
Jika tanpa sadar menggunakan layanan tidak dapat dipercaya yang tidak memiliki rekam jejak atau reputasi yang terbukti, hal ini juga dapat membuat akun Instagram berisiko diretas.
Untuk mencegahnya, sebaiknya utamakan keamanan akun Instagram dan data pribadi serta hindari penggunaan layanan yang meminta akses ke akun Instagram.
Ambar/TribunTravel
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.